Pernahkah
kau mengurai apa itu kehilangan? Sebuah roman kesedihan dalam bidang tanah
kehidupan. Keniscayaan yang memang telah begitu adanya semenjak Tuhan Menciptakan
alam semesta dalam enam masa.Yang karenanya orang-orang meringkuk, menangis,
dan menjerit. Seolah menggugat Dia yang tak seharusnya kita pertanyakan.
Jumat, 21 September 2012
Posted by Heri I. Wibowo | File under : cerpen
Kota
ini adalah sebuah kota yang kecil yang masih kental dengan suaana gotong
royong. Penduduknya saling mengenal satu sama lain, minimal dalam lingkup satu
RW.
Di
sana tinggal dua gadis kecil yang saling bersahabat meski nasib mereka menurut
orang-orang sangat bertolak belakang. Yang pertama adalah Syifa, umurnya 8
tahun. Seperti namanya, dia bagaikan penyembuh hati bagi orang tuanya yang
telah merindukan kelahiran seorang anak sejak lama. Orang tua Syifa yang bernama
Pak Ahmad adalah seorang sangat berkecukupan di derah itu karena beliau adalah
seorang pemilik sebuah toko kelontong dengan 15 karyawan yang buka hampir 20
jam. Sedang ibunya merupakan seorang ibu rrumah tangga yang shalihah.
Rabu, 19 September 2012
Jika kamu memberinya rumah, maka ia akan memberimu kehangatan dalam rumahmu.
Jika kamu memberinya beras, ia akan mengembalikan nasi untukmu.
Jika kamu memberinya CINTA, ia akan memberimu pengabdian seumur hidupnya.
Tapi jika kau memberinya PENGKHIANATAN, ia akan memberimu doa dalam air mata kepedihannya, dan itu berarti siapkan dirimu untuk berjuta KEMALANGAN!"
Jika kamu memberinya beras, ia akan mengembalikan nasi untukmu.
Jika kamu memberinya CINTA, ia akan memberimu pengabdian seumur hidupnya.
Tapi jika kau memberinya PENGKHIANATAN, ia akan memberimu doa dalam air mata kepedihannya, dan itu berarti siapkan dirimu untuk berjuta KEMALANGAN!"
Jika kamu berdoa dan kamu yakin bahwa dialah tulang rusukmu, maka terimalah dia bukan sebagai wanita yang sempurna, melainkan sebagai wanita yang terbaik.
Yang terbaik dari ALLAH bukanlah dia yang tidak pernah berbuat salah, tapi dia yang selalu berkata maaf untuk setiap kesalahannya dan ia yang punya sejuta maaf untuk kesalahanmu.
Ia yang menerima masa lalu mu dan yang siap merancangkan masa depannya bersamamu.
Ia yang selalu cemas dan hilang akal ketika kamu tak memberinya kabar.
Ia yang bisa memberimu dampak positif dalam hidupmu. Ia yang mengingatkanmu akan ALLAH.
Ia yang mengajakmu bersyukur saat kegagalan menghampiri hidupmu.
Ia yang tidak pernah lupa menyebutmu dalam doanya
Subhanallah...
#Copas dari sini
Minggu, 16 September 2012
Posted by Heri I. Wibowo | File under : Today's Quote
Posted by Heri I. Wibowo | File under : Osjur
"Kita di sini mau membentuk keluarga fren! Keluarga Teknik Mesin ITB 2011" (Fren Hari)
Mau curhat dikit nih kawan hehehehe. Kalau aku bilang kata “kaderisasi”, apa yang ada di benak kalian? Oke deh, kalau masih terlalu ngambang, aku perjelas deh menjadi ”ospek”-ospek jurusan tepatnya. Keras, penuh tekanan ketika flow tinggi, melelahkan, menyita waktu, gak seru, dan membosankan mungkin beberapa kata yang terlintas dalam pikiran kawan semua. Gak salah sih, tapi gak terlalu bener juga.
Mau curhat dikit nih kawan hehehehe. Kalau aku bilang kata “kaderisasi”, apa yang ada di benak kalian? Oke deh, kalau masih terlalu ngambang, aku perjelas deh menjadi ”ospek”-ospek jurusan tepatnya. Keras, penuh tekanan ketika flow tinggi, melelahkan, menyita waktu, gak seru, dan membosankan mungkin beberapa kata yang terlintas dalam pikiran kawan semua. Gak salah sih, tapi gak terlalu bener juga.
Kok
gitu? Ya karena tidak semua kata itu tepat menurutku. Berdasarkan yang aku
alami sekarang bersama fren-frenku satu jurusan dua kata terakhir tidak tepat. Jika
kata yang awal-awal sih, ya gimana lagi :P
Yang
membuat seru dan tidak membosankan adalah ketika kami berkumpul, dan melakukan
berbagai kegiatan bersama. Misalnya, saat awal-awal osjur kami mendapat tugas
untuk foto kosan dan rumah semua fren Teknik Mesin ITB 2011. Meskipun waktu itu
pun aku sedang diklat untuk menjadi panitia lapangan OSKM, aku selalu berusaha
untuk mengikutinya. Dan alhamdulilah, dengan menyusul satu kali aku bisa foto
di tempat tinggal frenku sebanyak fren-fren yang lain(bahasanya agak mbribet
ya? Hehehe maaf terlalu bersemangat nih) .
Jumat, 14 September 2012
Beberapa
hari yang lalu aku mengikuti halaqah bersama Kang Fadli, ketua MPI(Mahasiswa
Pecinta Islam) cabang Bandung. Nah, dari halaqah itu aku ingin menulisnya di
sini. Minimal sebagai catatan pribadiku, lebih-lebih kawan semua dapat
mengambil hikmahnya.
Namun,
tulisan ini tidak mutlak benar. Ada dua kemungkinan kesalahan yang bisa
terjadi. Pertama, aku salah dalam memahami
ketika menerima materi. Kedua, keterbatasan kami sebagai manusia. Sehingga
tulisan ini sangat menunggu koreksi dan kritik dari kawan semua, atau sekedar
menambahi dalil atas apa yang aku tuliskan.
Hmm,
langsung saja deh. Kemarin itu sebenarnya hanya pertemuan pertama setelah
sebulan tidak bertemu karena sebagian besar ikhwan pulang kampung saat lebaran.
Tetapi, tetap saja pertemuan itu penuh dengan tetesan hikmah yang seakan me-recharge lagi keimanan dan menambah
keilmuanku, insyaAllah.
Yang
kudapat kemarin itu diantaranya hukum menuntut ilmu. Karena menurut hadits
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
طَلَبُ اْلعِلْمَ
فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya :
Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR.
Ibnu Abdil Bari)
Selasa, 11 September 2012
Blog
kok sepi banget ya? Hehehe. Tolong dimaklumin ya kawan, soalnya mau gimana
lagi. Berangkat pagi pulang malam jeh.
Belum lagi belajar buat kuliah-belajar sesuatu yang sungguh baru bagiku. Nah, karena
sekarang lagi ada waktu, aku mau berbagi nih. Sekedar cerita aja, tapi semoga
ada ibrah yang bisa diambil kawan.
Jum’at
kemarin(7-9-12) aku lagi jum’atan di Masjid Salman ITB. Waktu itu masjid udah
penuh dah(yaiyalah, orang datangnya jam 11.40-jangan ditiru!), jadi gak bisa
dapat tempat yang bagaikan berkurban ayam, apalagi unta. Dan dimulailah khutbah
jum’at. Khotibnya kalau tidak salah dosen dengan gelar professor dari FTI ITB.
Namanya kurang tahu saya, maaf ya :(
Beliau
memulai khutbah seperti biasa, lanjut mengingatkan untuk bertakwa. Sampai di
sini, aku belum merasa ada yang wah. Yaaaah, standar lah. Bahkan aku sempat
berpikir untuk tidur saja. Hingga beliau masuk kepada pembahasan mengenai
kedzoliman.
Rabu, 05 September 2012
Posted by Heri I. Wibowo | File under : Aku Dan Perisai Diri
Meski beda perguruan bukan berarti bermusuhan ;) |
Hei, what baksos???? Inget dong ane sekarang masih dalam proses kaderisasi :P
Langganan:
Postingan (Atom)