Kamis, 10 Mei 2018

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , ,


                Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “mendaki gunung”? Keindahan? Perjuangan? Ataukah persahabatan? Buat saya, ketika mendegar frasa itu, yang teringat adalah Ninja Hatori. Karena jilbab istri saya (cieee istri ciee) mirip dengan Ninja Hatori yang “mendaki gunung, lewati lembah. Sungai mengalir indah ke samudra. Bersama teman bertualang.” Bah, lupakan intro tidak jelas di atas. Intinya, ini adalah pengalaman mendaki gunung saya yang pertama—bersama istri ehehehe.

                Cerita bermula ketika seorang kawan yang kini berprofesi sebagai Asisten Akademik di Jurusan Teknik Mesin ITB (cerita tentang dia ada di sini) melempar wacana ke grup Line mengenai pendakian ke Gunung Prau, Dieng. Karena saya ingat pernah berjanji pada istri untuk ajak dia naik gunung, saya pikir kesempatan ini layak untuk di follow up. Karena jujur, untuk naik gunung berdua saya masih belum berani. Maklum, saya juga masih newbie di urusan beginian hehe.

Senin, 26 Maret 2018

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , , ,
                Cikarang hari ini masih seperti biasanya, panas agak kering berangin, serupa dengan tempat saya menghabiskan 15 tahun hidup saya—Semarang. Namun malam ini agak mendingan, karena musim pancaroba masih sanggup menjadikan uap air yang seadanya ini berkondensasi (Halah, ngomong aja gerimis sok-sok an puitis ya). Hingga gerah sedikit terobati oleh hembusan angin dingin yang sepoi-sepoi. Tetapi tetap, tak bisa menggantikan nyamannya Bandung yang mengisi 4 tahun hidup saya, cieeeeh.

                Lama tidak menulis, sepertinya saya perlu merenggangkan jari-jemari dan otak untuk merangkai sebuah cerita. Ditambah lagi ada permintaan dari wanita yang paling saya cintai setelah ibu saya. Katanya, sebelum menggenapi tulang rusuk saya dia sudah suka membaca dongengan di blog ini. Meski isinya campur aduk dari urusan test pack sampai demokrasi, dari tugas Teknik Mesin sampai cerita cebok pakai uang kertas hahaha. Nah sekarang, “Kok sepi?” begitu katanya. Ya terang saja sepi, dulu jaman kuliah itu lowong banget waktunya. Lha sekarang kan sudah mencari nafkah, ya makin lowong waktunya #eh. Cuma makin malas saja hahahaha.