Cikarang
hari ini masih seperti biasanya, panas agak kering berangin, serupa dengan
tempat saya menghabiskan 15 tahun hidup saya—Semarang. Namun malam ini agak
mendingan, karena musim pancaroba masih sanggup menjadikan uap air yang
seadanya ini berkondensasi (Halah, ngomong aja gerimis sok-sok an puitis ya).
Hingga gerah sedikit terobati oleh hembusan angin dingin yang sepoi-sepoi.
Tetapi tetap, tak bisa menggantikan nyamannya Bandung yang mengisi 4 tahun
hidup saya, cieeeeh.
Lama
tidak menulis, sepertinya saya perlu merenggangkan jari-jemari dan otak untuk
merangkai sebuah cerita. Ditambah lagi ada permintaan dari wanita yang paling
saya cintai setelah ibu saya. Katanya, sebelum menggenapi tulang rusuk saya dia
sudah suka membaca dongengan di blog ini. Meski isinya campur aduk dari urusan test pack sampai demokrasi,
dari tugas Teknik Mesin sampai cerita cebok pakai uang kertas hahaha. Nah sekarang, “Kok sepi?”
begitu katanya. Ya terang saja sepi, dulu jaman kuliah itu lowong banget
waktunya. Lha sekarang kan sudah mencari nafkah, ya makin lowong waktunya #eh.
Cuma makin malas saja hahahaha.