Rabu, 03 Juli 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , ,


                Hari ini (Rabu, 3 Juli 2013) adalah jadwal mingguan ta’lim rutin MPI-selain hari Sabtu. Dan ta’lim ini sekarang sedang focus pada permasalahan fiqh menurut Madzhab syafi’I karena sebagian besar penduduk Indonesia (mengaku) mengikuti Imam Asy-Syafi’i.  Dengan demikian, jika nantinya para anggota MPI berbaur dengan masyarakat akan lebih mengena di hati mereka. Karena banyak amalan di masyarakat yang sebenarnya jauh dari amalan para ‘ulama Madzhab Syafi’I itu sendiri. Jika ingin tahu, sok mangga datang saja ke ta’limnya. Kalau berminat bisa hubungi saya.


                Nah, tadi pagi kami belajar kitab termudahnya dulu, kitab yang jika di pesantren-pesantren diberikan pada anak SMP. Kitab bahasa arab dengan terjemahan bahasa melayu namun dengan huruf arab pula. Beuh, berasa jadi orang dyslexia tadi hahaha. Dan nama kitabnya adalah “Safinatun Najah” atau “Perahu Keselamatan”. Baru sampai di halaman 6 saja sudah ngos-ngosan. Untung ada ustadz yang membimbing dengan panduan kitab yang lebih lengkap, jadi kami belajar kitab “Safinatun Najah” didampingi kitab fiqih lain yang men-syarahnya beserta dalilnya.


                Oke, saya tidak sedang ingin cerita tentang materi utamanya. Malahan aku sedang ingin berbagi dua hikmah yang kudapat. Pada pembahasan tentang tayammum itu ada tiga sebabnya:

1.       Tak ada air dan kita sudah yakin dengan ketiadaannya (tadi dibahas juga panjang lebar kasus-kasusnya)
2.       Sakit yang tak boleh terkena air (sama, dibahas juga batasannya, pendapat para ‘ulama, dan dalil-dalilnya)
3.       Air yang ada lebih dibutuhkan untuk makhluk yang dihormati dibandingkan dengan wudhu kita.

Nah, ternyata makhluk yang tidak dihormati itu ada 6:

1.       Orang yang meninggalkan sholat
2.       Pezina yang sudah menikah
3.       Orang yang murtad
4.       Kafir harbi
5.       Anjing yang galak
6.       Babi

Hikmah kisah yang didapat ada dua yang ingin kubagikan.

Tentang Zina

                Zina merupakan perbuatan yang sangat keji dan dibenci Allah. Dalilnya:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. al-Isro‘ [17]: 32)

                Bahkan, dikisahkan oleh Imam Bukhori sebagai berikut:

Imam Bukhori berkata: Menceritakan kepada kami Nu’aim bin Hammad, menceritakan kepada kami Husyaim dari Hushoin dari ’Amr bin Maimun, dia berkata: “Saya pernah melihat pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina, lalu beberapa kera berkumpul untuk merajamnya, lalu saya ikut merajam bersama mereka.”

Takhrij Hadits
SHOHIH. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohih-nya: 3849 dan Tarikh Kabir 6/367 dari Nu’aim bin Hammad: Menceritakan kepada kami Husyaim dari Hushoin dari ’Amr bin Maimun. Dan Ibnu Abdil Barr dalam al-Isti’ab 1/374 dari jalur Abbad bin Awwam dari Hushoin. Dan juga al-Isma’ili sebagaimana dalam Fathul Bari 7/201 dari jalur Isa bin Khithon dari ’Amr bin Maimun dalam kisah yang panjang. Dengan demikian maka hadits ini adalah shohih dan kuat.(sumber)

                Untuk lebih jelasnya silahkan jalan-jalan ke sumbernya. Hanya saya ingin menuliskan komentar Ustadz. Yaitu beliau berkata,”Hewan saja demikian benci dengan perbuatan zina hingga sampai merajamnya. Begitu tidak terima jika pasangannya selingkuh. Berarti jika manusia tidak menerapkan hukuman rajam, bahkan meridhoi, atau bahkan menyebarkan perbuatan zinanya sudah lebih rendah dari monyet dong.”

                Dan memang, menurutku orang-orang yang menolak hukum Allah itu lebih sesat dari binatang ternak.

Tentang Anjing Galak

                Ternyata dalam syari’at Islam, hukum anjing itu dibagi 2. Ada anjing sebagai makhluk yang tak dihormati, namun ada pula anjing sebagai makhluk yang dihormati. Contoh anjing yang dihormati adalah anjing penjaga dan anjing pemburu. Bahkan binatang yang terbunuh oleh gigitan anjing pemburu yang terlatih dan saat melepaskannya dengan mengucap bismillah, maka daging buruan itu menjadi halal. Di sinilah hikmahnya. Bahwa yang membedakan kedua anjing itu bukan spesies atau bentuk fisiknya. Namun, ilmunya.

                Itu baru anjing, lalu bagaimana dengan manusia?

                Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.(Qs. 58:11)

                Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. ** Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.(Qs. 35: 28)
                Dan simak pula hadits berikut:
Dari Abu Darda’ r.a. berkata: “saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda, ‘ Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya kesurga. Dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni langit dan bumi sampai ikan yang berada di lautan, senantiasa memintakan ampunan kepada orang yang berilmu. Kelebihan orang yang berilmu dari ahli ibadah bagaikan kelebihan (cahaya) bulan purnama dibandingkan bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama adalah penerus para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu, ia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR Abu Daud dan Al-Tirmidzi).

                Atau hadits yang cukup familiar berikut:
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada padanya perintahku, maka amalan itu tertolak.”(HR. Muslim)

                Kemudian, simak pula pernyataan Imam rahimahullah,
Artinya, “Manusia itu lebih membutuhkan ilmu daripada makan dan minum, karena seseorang itu butuh makan dan minum sekali atau dua kali sehari, sedangkan ilmu itu dibutuhkan setiap kali hembusan nafasnya.” (kitab Madarijus Salikin)


------------------------------------------------------------------
**Orang-orang yang mengetahui ilmu kebesaran dan kekuasaan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar