Memang,
konsistensi itu hal begitu menyulitkan diri. Bahkan konsistensi untuk sekedar
mengisi blog ini. Namun, bagiku niscaya sebuah fluktuasi. Asalkan setelah itu
bangkit kembali.
Wah
lama juga terlantar blog ini gan :P Sekarang mau tak isi apa ya? Hmm, karena
judul blogku adalah “Sebuah Cerita”, aku mau cerita saja. Cerita tentang ironi
negeri ini. Ironi tentang keadilan dan kepantasan di sini. Dan ironi ini
terjadi pagi ini. Di kosan ku, dan kamar sebelah yang mengalami.
Tadi
pagi, di tengah kedamaian pagi terdengar rebut-ribut di lantai bawah. Lalu,
trap trap trap, terdengar langkah kaki ke atas, ke lantai dua tempat kamarku
berada. Lalu, kamar sebelah diketuk pintunya. Yang mengetuk Ibu Kos dan
memberitahukan bahwa motor yang dimiliki Mas D*** anak kamar sebelah tadi malam
kemalingan.
Wow,
langsung ramai gaaaaaaaaan!!!! Sontak semua penghuni kosan pada keluar dan
dengan khusyuk mendengarkan keterangan ibu kos. Widiiiih, makin gak aman saja
gan Bandung ini. Nah, yang bikin lucu adalah motor itu ditemukan tak jauh dari
kosan kami dengan kondisi ditinggal begitu saja dan lubang kunci rusak. Dan
kami pun berandai-andai:
a. Motornya
begitu jelek ketika sampai di tempat yang ada cahayanya dan si maling baru
sadar
b. Maling
menemukan motor lain yang lebih bagus
c. Malingnya
sadar jika mencuri itu dosa
d. Motornya
gak bisa nyala :P
Wah, pokoknya
ramailah. Setidaknya kemalingan tidak jadi terjadi(bahasa apa pula ini -_-) dan
kami ucapkan selamat pada sang empunya motor. Begitulah, dia ambil motornya.
Dia perbaiki motornya, dan begitulah. Selesai…
…
….
….
Atau kami kira selesai…
Hingga
kekonyolan berikutnya terjadi…
Ketika sedang asik
mau nyeplok telur buat sarapan, terdengar lagi langkah ibu kos ke atas dan
terjadilah percakapan ini.
I(ibu kos): Mas,
tadi bapaknya yang nemuin motornya dikasih berapa?
T(teman kosku): Saya
kasih semua duit yang ada di dompet saya bu, adanya 16 ribu aja sih.
I: Wah, itu
bapaknya minta lagi mas.
T: Oh ya bu? Berapa?
I: Dua ratus
katanya
T: Dua ratus ribu?
(sambil mukanya menatapku dan aku sekilas melihat mulutnya bergerak pelan dan membentuk kata “jancuk” -_-)
I: Iya mas
T: Aduh, saya gak
ada duit segitu jeh L
I: Ya saya hanya nyampein aja sih mas.
I: Ya saya hanya nyampein aja sih mas.
T: Eh, iya bu gak
papa. Saya coba ke sana deh, makasih ya Bu…
Dan akhirnya
temanku itu mendatangi bapaknya yang menemukan motornya tadi. Setengah jam
kemudian dia sampai di kos.
Aku(A): Gimana
mas? Jadi 200k?
T: Enggak, cuma
cepek. Untung bapaknya pengertian. Tadi malah
katanya Polisi yang di depan itu kalo ngurus di kantor polisi bisa 500k
A: Heh?
T: Aneh gak sih,
itu motor juga motorku, hampir ilang, lubang kunci rusak dan barusan habis 70k,
masih dimintain duit lagi.
A: Makin gak
ngerti deh sama Negara ini.
Akhirnya, ada dua
buah pertanyaan yang muncul jika memang benar apa yang dikatakan temanku itu
benar.
“SUDAH SEDEMIKIAN
HILANGKAH MAKNA KETULUSAN DI HATI ORANG INDONESIA?”
“SUDAH SEDEMIKIAN
MAHALKAH NILAI BIROKRASI DI NEGERI INI?
Dan satu
pertanyaan tambahan:
“APAKAH MEMANG INI
ADA ATURANNYA DI UNDANG-UNDANG?”
0 komentar:
Posting Komentar