Menjelang UTS II Kimia Dasar, dan salah satu babnya adalah tentang kimia inti. Jujur, Kidas sebenarnya bukan termasuk mata kuliah favoritku. Namun, tetap saja dalam berbagai sisinya aku berusaha mencari sesuatu yang membuatku tertarik. Salah satunya tentang Besi. Elemen paling stabil dalam tabel periodik unsur.
Kenapa menarik??? Karena aku bisa menjawab soal kuis mata kuliah KPIP (Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan) berdasarkan hasil membaca bahasan tentang nama salah satu unsur tersebut hahaha. Nah, tanpa banyak kata-kata nih artikelnya. Bersumber dari buku Matematika Alam Semesta: Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an tulisan Arifin Muftie (lulusan Teknik Elektro ITB). So, check it out :
Posted by Heri I. Wibowo | File under : lyric, Story
Sudah
banyak pembahasan tentang music. Ada yang membahasnya dari sisi pikologi, seni,
social, budaya, dan tentu agama. Nah, sepertinya saya paling nyambung dengan
yang terakhir. Setidaknya, dibanding dengan yang lain hehehe.
Kemudian,
sering kita mendengar perbedaan pendapat tentang hukum music dalam aturan agama
Islam. Ada yang menghalalkan, mengharamkan, memakruhkan, juga memubahkan. Semuanya
pasti punya landasan dan alasan, namun tentu ada satu dalil dan hujjah yang
lebih kuat daripada yang lain. Dan inilah arti pentingnya kita belajar agama. Belajar
agama bukan berarti belajar yang ritual saja, karena agama ini sungguh agama
yang komprehensif, menyeluruh, kaffah. Setiap sendi kehidupan kita ada tuntunan
dan hikmahnya.
Kembali
pada music. Saya tidak sedang ingin mengajari Anda tentang hukum dalam hal ini,
meski saya sampai sekarang masih mengambil pendapat bahwa hukumnya berdasarkan
jenis, peruntukan, dan waktu mendengarnya. Silahkan Anda bertanya pada
seseorang yang mengetahui hujjah dan dalilnya, tentu yang berdasarkan Al-Qu’an
dan Sunnah.
Oke,
kalau begitu sebenarnya penulis mau gimana sih? Hehehe, sebenarnya saya juga
agak bingung bagaimana menulisnya. Saya coba saja menulis tentang pandangan
saya, dengan logika seorang yang sedang berusaha menjadi pemuda baik.
Pagi itu, seperti biasa sebelum
kuliah dimulai, dosen fisikaku Pak Ferry Iskadar bercerita. Kebiasaan Beliau
inilah yang membuat mahasiswa senang. Sebenarnya sebagian besar dosen ITB kayak
gini sih, tapi Pak Ferry lebih terjadwal. Alasan Beliau cerita2 gini buat
motivasi pagi sambil nunggu teman2 yang belum datang. Bijaksana sekali.
Kemudian, entah kenapa cerita
yang ini terasa spesial sekali. Jika biasanya 90% tentang teknologi, tadi
Beliau menyoroti perbedaan kultur antara negeri ini dengan negeri tempatnya
dulu kuliah sampai S3, Jepang.
Kisah dibuka dengan membahas
nilai UTS kami(maleeees), yang katanya ada beberapa yang sangat kecil. Waduh,
semoga aku gak termasuk dikhawatirkan itu deh. Dan alhamdulilah, aku tidak
mendapat panggilan, jadi in sya Allah lumayan deh nilaiku, aamiin.
Setelah itu Beliau mulai memberi
nasihat, bahwa nilai UTS itu tidak bisa bagus kalo cuma hasil kerja semalam.
Weh, lumayan tersindir nih. Nah, di sinilah keseruan itu bermula. Beliau
mengkritik bagaimana cerita rakyat di Indonesia sangat tidak kondusif untuk
membangun mental juara putra-putri bangsa ini. Beliau mencontohkan kisah
Sangkuriang.
Niat
memang hebat. Mengerjakan tugas dengan cepat, tuntas dan efisien. Tidak lupa,
juga benar. Namun apa daya, jumlah anggota yang demikian banyak, ditambah
dinginnya hujan hari ini, plus kekuasaan penuh atas laptop serta stick membuat
rencana utama tergeser prioritasnya. Tergeser oleh hal yang pasti akan
dilakukan kebanyakan lelaki dengan kondisi seperti di atas. Yup, apa lagi kalo
bukan karena nge-PES -,-“
Untunglah,
dalam penyalahgunaan wewenang tersebut pun aku masih bisa mengambil manfaat. Saat
giliranku, aku pakai Real Madrid sedangkan lawanku pakai Barcelona. Dasar
sama-sama newbie, permainan pun penuh
ejekan juga tawa sarkasme. Nah, seorang teman tiba-tiba nyeletuk,” Semuanya tentang
timing Bro.” Wah, aku jadi ingat omongan seniorku tentang kata ini, TIMING.
Aku,
sampai saat ini, kalau dihitung dengan sesuatu yang kau anggap tahun, aku sudah
18 tahun hidup. Lebih 11 bulan tepatnya haha. Dan jujur aku masih memandang
hidupku dari sudut pandangku. Sekali lagi, hanya dari sudut pandangku. Baiklah,
inilah ceritaku tentang hidup, sebatas yang aku tahu.
Dalam
hidup, kita pasti tidak mungkin senang terus atau sedih terus. Itu satu fakta
yang harus kita pelajari dan kita terima. Jika kau tidak mau menerimanya,
terserah. Mungkin kau tipikal seorang yang over-ceria atau over-melankolik
(memang ada ya? hehe).
Lupakan. Kembali
pada pokok pembicaraan kita. Senang, sebenarnya apa sih itu senang? Mungkin dia
sejenis dengan ceria, bahagia, riang, gembira dan lainnya. Hanya kadar dan
situasi sajalah yang menurutku menentukan namanya. Setuju? Nah, senang ini
biasanya kita dapat saat dipuji orang,diberi hadiah, dapat sms dari pacar, atau
bahkan hanya karena kita tidak telambat masuk kuliah. Berarti, kalau begitu
jalan buat senang itu banyak ya? Oke, kita potong dulu sampai disini.
Hari
ini sungguh hari yang penuh pelajaran buatku. Kenapa? Hmm, dimulai darimana ya
enaknya ini cerita. Oke, aku coba secara kronologis ngawur sajalah:
Tadi
pagi, seperti biasa shubuhan di masjid dekat kosan. Yang gak biasa, entah
kenapa pagi ini begitu dingin dan rasa ingin tidur kembali sangat menggoda
jiwa. Ditambah lagi malamnya tidurku agak larut gara-gara ada tugas PTI B yang
payahnya sampai sekarang pun belum bisa aku kerjakan, padahal dikumpulkan
besok-,-
Karena
tidur lagi, jadinya aku bangun jam 06.00. Setelah beberapa rutinitas pagi yang
aku perhitungkan akan selesai jam 06.45, ternyata ada masalah. Tinggal satu
rutinitas (gosok gigi)tapi tak bisa kulakukan dengan cepat, karena kamar mandi
lagi dipakai. Akhirnya semua baru beres saat jam 07.00. Padahal kuliah pun
dimulai jam segitu dan ruangannya ada di lantai 3 yang harus ditempuh dengan
tangga. Dan, tanpa babibu, langsung aja kuambil sepeda terus meluncur ke
kampus.
Gak telat sih, tapi seorang ada teman bilang,”Kamu
gak mandi Her?”
Alhamdulillah, buletin IMAM FTMD udah bisa terbit. Saya sebagai salah satu tim redaksi akan memposting edisi pertamanya, yang kebetulan tulisan saya juga hehehe. Yaah, meski udah agak lama, gak papa deh. Mangga...
TENTANG CINTA
Assalammu’alaykum,Segala puji bagi Allah Ta’ala, Tuhan Semesta Alam dan tiada sekutu
bagi-Nya. Yang mana dari-Nya segala cinta, dan kita pun akan kembali pada-Nya.
Tidak lupa shalawat dan salam bagi kekasih Allah, Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, keluarganya,
sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti ajarannya hingga hari kiamat kelak.
Masih hangat sepertinya pembicaraan
yang “katanya” tentang hari kasih sayang (baca:valentine). Tapi sekarang kita
tidak sedang ingin mengomentari tentang valentine itu sendiri. Kita akan
mencoba menelaah sesuatu yang sering didengung-dengungkan saat valentine. Yang
kata orang bisa bikin orang gak doyan makan kecuali laper dan gak bisa tidur
kecuali ngantuk. Yap, apalagi kalau bukan cinta?
Seorang muslim yang alhamdulillah berkesempatan untuk kuliah di jurusan Teknik Mesin. Sangat menyukai petualangan alam, beladiri, dan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi. Cukup suka berbicara, namun juga sering diam. Saya harap yang saya tulis di blog ini meski sekedar cerita, ada ibrah yang bisa diambil