Selasa, 05 November 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,

Hunna libāsul lakum (mereka adalah pakaian bagi kalian), yakni ketenteraman bagi kalian.

Wa aηtum libāsul lahunna (dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka), yakni ketenteraman bagi mereka.

‘Alimallāhu annakum kuηtum takhtānūna aηfusakum (Allah Mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan nafsu) berjimak sesudah shalat Isya.

Fa tāba ‘alaikum (karenanya, Allah Mengampuni kalian), yakni Memberi kalian ampun.

Wa ‘afā ‘angkum (dan Memaafkan kalian), yakni Memaafkan pelanggaran kalian serta tidak akan menghukum kalian.


Fal āna (maka sekarang), ketika telah dihalalkan bagi kalian.

Bāsyirūhunna (gaulilah mereka), yakni berjimaklah dengan mereka.

Wab taghū (dan carilah), yakni berusahalah untuk mendapatkan.

Mā kataballāhu lakum (apa yang telah Allah Tetapkan untuk kalian), yakni apa yang telah Allah Ta‘ala Tetapkan tentang anak saleh. Ayat ini diturunkan berhubungan dengan ‘Umar bin al-Khaththab r.a..

Wa kulū wasyrabū (dan makan minumlah) mulai saat memasuki malam.

Hattā yatabayyana lakumul khaithul abyadlu minal khaithil aswadi (hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam), yakni hingga jelas bagi kalian putihnya siang dari hitamnya malam.

Minal fajri tsumma atimmush shiyāma ilal laili (yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah shaum sampai malam), yakni sampai memasuki malam.

Wa lā tubāsyirūhunna (namun, janganlah kalian menggauli mereka), yakni janganlah kalian menyetubuhi istri.

Wa aηtum ‘ākifūna (sedang kalian tengah beriktikaf), yakni tengah melakukan iktikaf.

Fil masājid (di dalam mesjid), baik siang hari ataupun malam hari.

Tilka hudūdullāhi (itulah Ketentuan-ketentuan Allah), yakni maksiat kepada Allah Ta‘ala (kalau dilanggar).

Fa lā taqrabūhā (maka, janganlah kalian mendekatinya), yakni hendaklah kalian menghindari jimak dengan istri kalian baik siang ataupun malam, hingga kalian usai beriktikaf.

Kadzālika (seperti itulah), yakni begitulah.

Yubayyinullāhu āyātihī (Allah Menerangkan Ayat-ayat-Nya), yakni Perintah dan Larangan-Nya.

Lin nāsi (kepada manusia), sebagaimana Dia Menjelaskan hal ini.

La‘allahum yattaqūn (supaya mereka bertakwa), yakni supaya mereka menjauhi perbuatan maksiat terhadap Allah Ta‘ala. Ayat ini berkenaan dengan sekelompok shahabat Nabi saw., yaitu: ‘Ali bin Abi Thalib, ‘Ammar bin Yasir, dan lain-lain yang biasa beriktikaf di dalam mesjid, tetapi tetap menemui istri mereka bilamana mereka membutuhkannya. Mereka berjimak dengannya, lalu mandi dan kembali ke mesjid, kemudian Allah Ta‘ala Melarang hal itu. Selanjutnya diturunkan pula berkenaan dengan ‘Abdan bin al-Asywa‘ dan Umru-ul Qais.

0 komentar:

Posting Komentar