Ternyata
belajar itu seru. Seru, pake tanda seru maksudnya hahahahaha. Yaaah, mulai dari
metode Pak Cramer(nama orang kan ya?), transistor, sampai uji mulur. “Loh, kok
gak nyambung bang?” Yaiyalah, orang itu dari 3 makul yang berbeda: Antekdas,
Mekatronika 1, sama Material Teknik haha. Minggu depan ujiannya 3 itu jeh.
Dan
belajar itu bikin haus. Sungguh, bikin haus. Dan semua akan baik-baik saja jika
ada segalon air di kosan. Hanya masalahnya, air kami habis. Bahkan di seluruh
region Sangkuriang dan Cisitu Lama. Jadilah malam ini kami menjadi pemburu air
minum, ke DU! :P
“Sebenarnya
ini orang mau cerita apa sih?” Sabar bang, ini juga mau sampai kok. Nah,
kembali ke Dipati Ukur. Di sana alhamdulillah ada air. 15ribu segalon wiiiiih. “Hati
senang dong?” Tentu.
Nah,
bang Dika sang empunya motor terus aja nih dan ternyata mau ngisi bensin. Waduh,
jadi nenteng2 galon di SPBU. Terus setelah 15 menit dengan cengar-cengir dia
bilang,”Her, mreneo sediluk(Her, kesini sebentar).” “Napa Mas?”,
tanyaku.
D : “Jok
e ora isa dibukak, jasiiiik hehehe.(joknya gak bisa dibuka, jasiiiiiiik
hehehe)”
H :“Lha
terus piye Mas? Mbengkel no iki?(terus gimana mas? Mbengkel dong ini)”
Dan akhirnya
kami pun berputar2 lagi, mencari begkel yang masih buka demi bisa memasukkan
bensin ke motor. Dan sampailah kami ke daerah yang sudah hampir ke gasibu. Meletakkan
galon, lalu kami duduk dan mulai cerita hal-hal gak jelas. Sholat isya’ pun
lewat karena harus (menunggu orang) memperbaiki jok yang ngambek itu.
Di bengkel
tersebut ada seorang ibu dan seorang anak kecil. Beliau adalah istri dari
pemilik bengkel beserta putrinya yang masih usia 5 tahunan. Aduh, mesranya :3
Terjadilah
dialog antara aku dengan si ibu itu. Karena lumayan panjang aku cut aja
langsung ke intinya hehe.
H :”Eh,
halo dek. Siapa namanya?”
S :”Saasaa.”
H :”Oh,
Sasa hehehe.”
I :”Eh
masnya dari mana?”
H :”Beli
air Bu.” :hammer:
I :”Yeee
bukan itu atuh. Orang jawa kan?”
H :”Oh
asalnya ya Bu, iya.”
I :”Masnya
yang itu juga kan?” (Menunjuk Mas Dika yang lagi ngeliatin bapaknya mbongkar
motornya)
Obrolan
pun ke sana kemari, hingga akhirnya beliau bertanya
I :”Kuliah
ya masnya ternyata. Di mana?”
H :”itb Bu.”
I :”Waaaah,
hebat ya.”
H :”Aamiin,
hehehehe.”(Jadi salting)
I :”Semoga
merantaunya sukses, bapak sama ibu masih ada kan?”
H :”Alhamdulillah
masih sehat Bu, kenapa?”
I :”Enggak
apa-apa. Pasti mahal ya kuliahnya?”
H :”Jujur sih
iya, tapi kami berdua alhamdulillah bisa sedikit meringankan kok Bu. Kuliah
dibayarin orang. Kalo enggak, garuk-garuk kepala juga saya hehehe”
I :”Beasiswa?
Ckckckckckck, dulu anak saya juga mau kalo ada beasiswa.”(Kata beliau sambil
menerawang)
H :”Kuliah
di mana sekarang Bu?”
I :”Udah
kerja sekarang, dulu lulus SMK langsung kerja. Gak ada biaya mas.”
H :”Oooh,
anak Ibu berapa?” (mulai speechless)
I :”4
mas, ini yang paling kecil.”(jawabnya dengan mata berbinar)
H :”Waduuuh,
rame dong Bu. Seru atuh(sok sunda) hehe. Yang kedua kelas berapa sekarang?”
Dan jawaban beliau sungguh menghantam.
I :”Anak
saya yang kedua sama yang ketiga autis mas. Jadi tidak saya sekolahkan. SLB kan
lebih mahal.”
H :”...”(speechless)
I :”Gak
apa-apa Mas, buat tabungan saya di akhirat. Anak saya yang normal cewek semua. Kalo
saya lihat anak laki-laki yang normal, dan baik kelakuannya saya seneng banget
Mas. Apalagi yang bisa merantau kayak Mas ini. Yaaah, semoga ke depannya sukses
Mas. Jangan kecewakan orang tua Mas. Seneng Ibu lihat anak laki-laki yang
bener.”
H :”...aamiin
Bu...”(makin speechless)
Ada sekitar 15 detik kami saling diam.
Aku bingung mau ngomong apa lagi.disanjung, didoakan lagi, masyaAllah. Lalu aku
melihat beliau mengusap sudut matanya. Ibu itu menangis! Kemudian tanpa berucap
beliau berjalan menjauh. Entahlah, aku tak tahu apa yang ada di pikirannya.
Mas Dika datang,”Ngobrol apaan? Seru
amat?”
Kubilang,”Eh Mas, ibunya nangis
tadi.”
“Lah, kamu apakan? Waduh, parah
kamu Her.”
“Ntar deh tak ceritain, eh kelar
tuh.”
Dan setelah selesai dan diwarnai
insiden helm ketinggalan kami pun pergi. Kulihat si Ibu. Dia dengan senyum
lebar melambaikan tangan dan berucap,”Hati-hati Mas..”
Sungguh, hari ini aku belajar
tentang apa itu keikhlasan sejati. Sebuah ketulusan seorang ibu. Dan jujur, aku
pun jadi begitu merindukan ibuku...
:') *ikutan speechless*
BalasHapussori banyak typo-nya hehehe, males ngedit euy
BalasHapus