Kamis, 29 November 2012

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,


                “Yang membedakan arang buat bakar sate dengan arang buat bikin pedang itu hanya kadar oksigen yang kita berikan. Hingga dia bisa mencapai titik lebur baja.”

                                                                         MAU
SATE


                                                                               ATAU

PEDANG
                 Sebuah quote yang begitu penuh hikmah, yang disampaikan oleh seorang pelatih saat latihan pernapasan kemarin(gak berani sebut nama beliau hehe). Yaaah, memang beginilah beladiri kebanggaanku ini. Aku tak hanya mendapat cara menyelesaikan pertarungan dengan efektif, namun juga bagaimana menjalani hidup ini dengan efisien. Pelatihku keren-keren, teman pun bermacam-macam.


                Ada pelatih yang mengajariku tentang hukum-hukum fisika, ada yang membuka pikiranku mengenai cinta, juga ada yang membuatku tertarik pada material teknik. Yang terakhir adalah yang membuat quote di atas, yang merupakan anak seni rupa namun memiliki pengetahuan yang lebih hebat tentang sifat-sifat material daripada aku yang dapat kuliahnya. Beliau tak sekedar tahu, namun mengaplikasikannya dalam industri pembuatan senjata yang beliau bangun. Martensite, cementite, austenite, perlite, dan kawan-kawannya. Jadi malu euy, ternyata kuliah cuma nempel di pinggir-pinggir doang. Dan beliaulah-bersama pelatih lain-yang selalu membuka cakrawalaku bahwa kelas hanyalah salah satu dari sekian banyak sumber pengetahuan dan hikmah. MasyaAllah…

                Oke, kembali pada quote di atas. Aku akan ceritakan hikmah apa yang bisa aku ambil. Semua ini sebenarnya mirip dengan hidup. Bahwa menurut termodinamika, agar mendapat suatu hasil dalam suatu sistem parsial yang entropinya menurun kita perlu memasukkan energi ke dalamnya. Intinya, setiap hal kita inginkan di dunia ini memerlukan usaha. Kalau tanpa usaha lalu dapat yang enak terus ya berarti melanggar hukum kedua termodinamika dong. Kita adalah arang itu, dan usaha serta doa kita adalah oksigennya.

                Sekarang, seperti kata pelatihku tentu ada perbedaan (sumber) energi yang perlu kita berikan pada suatu sistem tergantung hasil yang kita capai. Dan energi itu berbentuk doa dan usaha. Ingat ya, usaha dan doa. Karena mereka yang hanya berusaha tanpa berdoa adalah orang-orang sombong sedang mereka yang hanya berdoa tanpa berusaha hanyalah orang-orang malas. Dan mari instropeksi, untuk memperoleh kebahagian dunia saja kita rela berpayah-payah, namun kenapa untuk akhirat yang jelas abadi kita tak siapkan bekalnya dengan baik? Untuk mendapatkan cinta seorang manusia saja (mungkin) kita rela jungkir balik tidak tidur, lalu apa yang telah kita lakukan untuk mendapatkan cinta-Nya? Astaghfirullahal ‘adzim, innallaha ghafururrahim… betapa sering kita tak adil pada-Nya. Dan hanya orang-orang yang selalu mengingat pertemuan dengan Tuhannyalah  yang akan beruntung. Semoga kita termasuk dalam barisan orang-orang yang mencintai Allah dan Allah Mencintai kita, aamiin…

0 komentar:

Posting Komentar