Jumat, 15 Februari 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under :


Ah, rasanya kuliah di hari Sabtu itu …

Jujur, sebenarnya ada banyak kata yang mungkin jika dirangkai bisa menjadi sehalaman A4 puisi untuk mendeskripsikan hal di atas. Namun, inti dari semuanya itu malaaaaaaaaas bangeeeeeeet hahaha. Apalagi tadi malam ujian termodinamika 2 sampai jam sembilan. Dan tahu kuliah apa hari ini? Yup, Elemen Mesin 1. Kuliah yang seru sebenarnya, karena sekaranglah kau mulai diajari mendesain sesuatu dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan seperti pembuatan kriteria, asumsi, analisis beban, pemilihan material, analisis tegangan, kesimpulan, dan spesifikasi.

Dan dosen pengajarku sebenarnya tidak main-main. Beliaulah yang membangun instalasi geothermal di Dieng dan kini menjabat sebagai eselon satu di Kementrian ESDM. Nah, karena jabatan beliau itulah yang menjadikan beliau sangat sibuk.


Kemudian, di 30 menit terakhir kuliah beliau mulai mengajak kami berdiskusi-khas seperti biasanya. Beliau mulai menceritakan sedikit tentang apa yang beliau kerjakan sekarang, yaitu coordinator dalam pengembangan teknologi konversi dari BBM (Bahan Bakar Minyak) menuju BBG(Bahan Bakar Gas) di Kementrian ESDM(Mentrinya lulusan Teknik Mesin ITB angkatan 1970 ho :P). Dan bagaimana kondisi bangsa ini dalam pandangan seorang mechanical engineer.

Setelah banyak cerita yang begitu menginspirasi tentang tantangan enegi bangsa ini, beliau mulai bercerita pada hal yang lebih umum. Pandangan hidupnya. Pandangan hidup yang katanya dibawa beliau sebagai orang Bali asli. Beliau bercerita bahwa seorang turis Jerman datang ke Bali. Di sana, turis itu melihat seorang pribumi yang sedang duduk di kebunnya sambil senyum-senyum. Lalu terjadilah dialog berikut antara pribumi(P) dan turis(T).

T              : Bapak lagi apa?
P             : Emang ada apa Mister?
T              : Karena yang Bapak lakukan ini beda dengan yang para pria lakukan  di Negara saya.
P             : Lho, memang mereka ngapain?
T              : Mereka bekerja tak kenal lelah siang dan malam, sungguh produktif.
P             : Buat apa mister?
T              : Buat cari uang(capital).
P             : Kalo udah dapat uang buat apa Mister?
T              : Buat dijadikan modal agar mendapat kekayaan yang lebih banyak dan akhirnya menjadi asset.
P             : Kalo sudah kaya terus kenapa Mister?
T              : Kalo kaya bisa jalan-jalan seperti saya ini, senang-senang, berlibur.
P             : Berlibur dan jalan-jalan, emang ada apa dengan hal itu?
T              : Ya artinya kita bisa bersantai dalam hidup ini.
P             : Memangnya yang saya lakukan sekarang apa?
T              : Eh, iya ya sama-sama bersantai.

                Ternyata prinsip hidup sederhana bagi kita dalam menjalani hidup ini sangat sederhana. Yang penting santai saja. Namun ingat-kata beliau-santai dan malas situ dua hal yang sangat berbeda. Santai lawan katanya adalah kemrungsung, kesusu bahasa Jawanya, bukan rajin bukan? Jadi SANTAI itu adalah mengerjakan sesuatu dengan kecepatan dan ketepatan yang baik namun dengan perasaan yang senang. Bukan tidak mengerjakannya.

                Jadi yang membedakan orang santai dengan orang tidak santai bukan kualitas pekerjaannya saja, namun lebih dari itu adalah apa yang dirasakan ketika mengerjakan dan yang didapat setelah mengerjakannya. Dan santai-menurut beliau-hanya bisa dicapai oleh orang yang ENJOY. Dan enjoy hanya bisa dilakukan jika kita SENANG pada apa yang kita kerjakan. “Jadi seperti yang saya katakan di awal kuliah, inti dari semuanya itu adalah senang. Kalau Anda senang, ada PR harusnya bisa dikerjakan dengan enjoy, sambil senyum-senyum. Misal yang satu mengerjakan dengan enjoy sedangkan yang satunya dengan terpaksa memang bisa saja hasil yang diberikan pada saya akan mendapat nilai yang sama. Tapi, apa yang didapatkan oleh yang mengerjakannya akan sangat berbeda. Saya jamin itu! Yang enjoy akan lebih sehat biasanya. Nanti, pada akhirnya akan bisa dikatakan “every day is holiday”.”

                Dan sekali lagi, sindiran ini sangat menohokku yang sempat merasakan malas yang sangat untuk kuliah Sabtu ini. Padahal beliau yang demikian sibuknya bisa saja masuk kelas dengan wajah sumringah dan mengerjakan soal dengan begitu enjoy. Sebuah pelajaran yang begitu berharga dari Prof. DR. Ir. IGN. Wiratmaja Puja.

0 komentar:

Posting Komentar