Sabtu, 02 Februari 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , , ,
              




           Ada sebuah kisah yang ingin kuceritakan. Cerita ini mugkin sering kita rasakan sendiri, apalagi di jaman-jaman seperti sekarang ini.

Pada suatu malam minggu, seorang mahasiswa sedang berjalan melewati kuburan yang kata orang-orang sih angker. Namun, karena dia adalah anggota LDK di kampusnya gengsi bagi dia untuk ngepir pada hal-hal seperti itu. Namun, ketika dia sampai di depan gerbangnya, dia mendengar suara aneh. Reflex bulu romanya berdiri karena merinding. Tapi, dia tak patah arang dan berusaha mencari sumber suara. Healah, ternyata itu adalah suara dua orang remaja yang sedang berduaan. Baru saja mendapat kajian amar ma’ruf nahi munkar dia pun menyapa mereka. “Selamat malam Mas, ngapain ya?” Dijawab,”Mau tahu aja apa mau tahu banget? Lagian, ngapain sih tanya-tanya. Ini namanya pacaran seru, Lu dari planet mana sih gak tahu yang namanya pacaran?”


                “Ehm, maaf Mas. Kalian udah menikah kan ya?” Dijawab lagi,”Emang muka kami udah kayak bapak-bapak sama ibu-ibu ya?”

                Si mahasiswa bilang lagi,”Maaf Mas, apa agama Anda?”

                “Islam dong! Orang nama gua aja *******(mirip orang arab namanya). Kenapa Lu tanya2 agama?”

                “Eh, tau dong kalau yang seperti ini cuma boleh dilakukan sama orang yang udah nikah menurut agama Islam?”

                “Yep, gua tau.”

                “Lalu, kenapa masih dilakuin?”

                “Lah, terserah gue dong. Ini hidup hidup gue. Badan badan gue. Hak asasi manusia bro! Lu gue laporin Komnas HAM baru tahu rasa dah. Baca noh Al-Qur’an yang artinya ‘Tak ada paksaan dalam agama’ lah Lu kok cincong. Terus gue harus bilang WOW GITU?”

****

                That’s it! Betapa kita sering mendengar dalil koplak orang-orang pendewa HAM dan termasuk di dalamnya yang aku kritik adalah orang-orang yang mengaku Islam-tapi liberal.

                Sebenarnya, syubhat mereka itu sangat mudah kita patahkan. Karena Allah sendiri Menyatakan mereka itu seperti
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.”(Al Ankabut: 41). Kenapa mereka kusebut mengambil pelindung selain Allah? Karena mereka menerapkan aturan selain dari-Nya bahkan meski itu bertentangan dengan kehendak-Nya. Dan telah mahfum, ketika kita meminta perlindungan pada seseorang kita harus mengikuti keinginannya bukan?

Oke, ini counter attacks buat orang-orang seperti di atas:
1.                   HAM. Hak Asasi Manusia. Sesuatu yang begitu keren. Dan definisi yang aku dapat pun juga keren, nih : Pengertian HAM menurut John Locke.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).

Menurut Jack Donnely, hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

Tuh kan, keren. Lihat kalimat yang kutebalkan, di sini tak ada pemisahan antara HAM dan Hak Tuhan. Karena sesungguhnya HAM adalah hak yang diberikan Tuhan pada hamba-Nya dan apalah hak seorang hamba selain yang diberikan tuannya? Kalau kerja Gk sesuai kontrak aja  saja dipecat apalagi yang akan terjadi jika Dipecat Tuhan?

 Namun, orang-orang sekarang mengartikan HAM sebagai Hak Atas apa yang ada pada dirinya, dan ia bebas memperlakukannya. Padahal, jika kita dipinjami mobil oleh perusahaan lalu mobil dinas itu kita ganti bahan bakarnya dengan air selokan tentu bos kita akan marah besar. Begitu pula diri dan kehidupan kita ini, hanyalah Titipan dari-Nya dan harus diperlakukan sesuai dengan SOP yang dikeluarkan-Nya.

Sebenarnya, tentang HAM ini Allah telah membahasnya dan ini bukti bahwa HAM hanyalah asongan setan sejak dulu  dengan nama baru. Ini buktinya:

“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya.” (Al Furqan :43-44).

 Jadi HAM yang sekarang telah mengalami peralihan makna sebenarnya hanyalah nama lain dari hawa nafsu. Mereka selalu berdalih yang penting saya senang dan tidak mengganggu orang lain(masih diperdebatkan) dan media ikut-ikutan pula menyuarakan bahwa mereka yang menasihati adalah orang-orang sok suci, radikal, tak toleran, dan tak punya kerjaan. Apalagi dengan kata-kata,”Jadi gue harus bilang wow gitu? Ih, sotoy dah! Bebas to bas! Emang siapa Elu? Dsb”. Inilah yang sebenarnya mematikan amar ma’ruf nahi mungkar dengan semakin apatisnya masyarakat yang akibatnya Allah akan mengadzab kaum itu tanpa melihat dia orang baik atau tidak.

2.                   Yang ini lebih koplak-buat mereka yang mengaku Islam-liberal . Mereka berdalil dengan kalimat “tak ada paksaan dalam beragama”, padahal jika dibaca seluruhnya akan mudah dipahami bahwa tidak seperti itu. Ini ayat lengkapnya:

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Thaghut ** dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. “ (Al Baqarah : 256)
------------------------------------------------------------------
**Setan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt..”

Di situ menurut ahli tafsir bahwa yang tidak ada paksaan itu adalah dalam memilih agama seperti termaktub apa surah Al-Kafirun ayat 6 “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. Inilah toleransi! Bukan tak ada paksaan dalam menjalankan hukum-hukum agama. Semua hukum itu bersifat memaksa. Orang kalo kita gak pakai helm saja ditilang apalagi jika tidak memaki jilbab(bagi muslimah)? Seandainya agama ini tak ada paksaannya kenapa pula Allah menjadikannya hukum bagi umat Islam, dan pertanyaan mendasar kenapa Allah Menurunkannya? Jadi sekali lagi, yang bebas itu adalah memilih dien(karena agama saya rasa terlalu sempit untuk mendefinisikan Islam dengan segala peraturannya yang sempurna), bukan dalam menjalankan dien.

                Nah, mungkin itu salah dua dari cara membantah ironi orang-orang pendewa HAM yang mana Hak Tuhan dikalahkan dengan Hak Asasi Manusia(yang telah mengalami penyimpangan makna menjadi hawa nafsu manusia). Silahkan jika ada yang ingin menambahi :D

                   Oh ya ingat, perhatikan caramu dalam memberi hikmah karena di luar sana memang ada orang-orang yang tidak tahu, bukan sekedar tidak mau tahu. Dan tulisan ini sedikit banyak terinspirasi dari blog ini. 



0 komentar:

Posting Komentar