Penampakan pelangi di matamu-eh salah-pelangi di kolam Intel hahaha ;) |
Kejadian ini sudah cukup lama
sebenarnya. Sekitar 3 minggu yang lalu jika tidak salah mengingat. Namun aku
baru bisa menulisnya sekarang, yaaaah sok sibuk sih haha.
Saat itu sekitar
jam sepuluh pagi aku ke kampus. Nah saat melewati intel(Indonesia Tenggelam)-nama
kolam air mancur di kampusku-itulah aku melihatnya. Sebuah pelangi yang sangat
indah. Ia dibentuk dengan sangat artistic oleh air mancur dan sudut sinar
matahari yang datang, SEMPURNA. Padahal, pelangi ini sudah sering kulihat tapi
entah kenapa saat itu terasa istimewa. Bukan, bukan karena ada seseorang di
sampingku atau hal-hal sejenisnya kok. Aku sedang sendiri, kelelahan, dan
hampir telat(aku lupa mau telat diklat, kumpul angkatan atau yang lain hahaha)
Mungkin jiwa
seniku sedang terbuka hehe. Sampai aku membuat sebuah hukum,”Di kampusku,
selama pompa air bekerja dan matahari menyala dengan presisi yang sempurna akan
terkuak misteri cahaya yang sesungguhnya.” :P
Tetapi sekarang
aku sedang tidak ingin membahas hukum fisika nyeleneh yang aku ciptakan
tersebut. Aku malah lebih tertarik dengan quote yang tiba-tiba
teringat,”Pelangi muncul setelah ada hujan sebelumnya.” Tentu kawan-kawan tahu
makna kiasan tersebut. Dan sungguh, lupakan hukumku dan kita masuk ke
pembahasan ini saja!
Memang benar, hikmah
selalu didahului dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Macam yang
“bersakit-sakit dahulu mati kemudian-eh enggak-maksudnya bersenang-senang
kemudian.” Tapi, quote itu tak bisa kita balik jadi begini,”Jika sebelumnya
hujan maka ada pelangi.” Oh, tidak bisa!
Karena menurut
logika, yang sebanding adalah kontraposisinya yaitu, “jika sebelumnya tidak
hujan maka tidak ada pelangi.” Sehingga
dapat kita tarik kesimpulan bahwa,”Tidak semua hujan menghasilkan pelangi.”
Setuju? Sebenarnya dari tadi aku cuma ingin mengatakan itu haha.
Kalian bingung?
Tak apa, karena saat kubahas ini bersama kawan-kawan sekolah mentor mereka juga
kebingungan sambil ketawa-ketawa saja. Menertawakanku mungkin? Hahaha.
Jadi gini lho
maksudku, bahwa tidak semua kesedihan itu menghasilkan hikmah. Bahkan ada
kesedihan yang hanya melahirkan kesedihan baru, sebuah kesedihan yang beranak pinak
dan anaknya lebih besar dari induknya. Kok bisa? Nah, kalau udah bisa tanya
seperti itu mulai focus berarti.
Seperti pelangi
tadi, dia akan muncul jika ada beberapa syarat terpenuhi. Yang pertama, tentu
adanya cahaya. Secara khusus kita sebut saja cahaya matahari. Pasti dong, mau
nungguin sampai muka mirip Squidward pun kalau hujannya berhenti pas malam hari
akan cukup mustahil muncul pelangi itu. Di sini, cahaya matahari aku nisbatkan
pada kesabaran. Kesabaran kita dalam menghadapi kesedihan itu sendiri. Makin
cerah cahayanya, makin jelas pelanginya. Main luas kesabaran kita, makin nampak
sang hikmah.
Syarat kedua
yaitu sudut yang tepat. Karena tanpanya pelangi-jika pun muncul-tak akan
terlihat sempurna, setengah lingkaran pada tempat yang enak untuk dilihat. Ia
bisa saja hanya muncul sebagai garis tipis tepat diatas kepala kita, atau
sekedar seperempat lingkaran di balik awan nun jauh di sana. Namun ketika sudut
datangnya sinar matahari pas, WOW. Dan sudut yang tepat ini merujuk pada
keikhlasan hati kita. Mungkin kita sudah sabar, tapi kita tidak menjalankan
kesabaran itu dengan ikhlas maka hikmah pun hanya terlihat samar-sama. Atau
hikmah yang senarnya sangat besar, terasa kecil dan jauh saja. So, selain sabar
kita pun harus ikhlas terhadap apa yang Allah Lakukan pada diri kita. Karena Ia
Tahu yang terbaik bagi makhluk-Nya.
Syarat terakhir,
yakni ketiga adalah mata yang sehat. Percuma pelangi telah terbentuk sempurna,
tapi mata kita sedang buta sementara-dua-duanya-karena terkena pukulan kawan
latihan silat kita(-,-). Nah, mata yang sehat ini tentu merujuk pada bagian
tubuh yang paling berpengaruh bagi kita. Yang mana jika ia baik, maka baik pula
diri kita. Yup, ia adalah hati. Agar bisa maksimal menikmati hikmah, hati kita
harus sehat. Harus bersih. Dan tak ada metode membersihkan hati yang paling
mumpuni-sejauh yang aku ketahui-selai menjadi seorang MUSLIM yang MUKMIN. Wallahu’alam bishowab…
Note: jika ada yang mau menambahi
atau mengkritik, silakan saja :)
0 komentar:
Posting Komentar