Selasa, 24 Juli 2012

Posted by Heri I. Wibowo | File under :
Penampakan pelangi di matamu-eh salah-pelangi di kolam Intel hahaha ;)



          Kejadian ini sudah cukup lama sebenarnya. Sekitar 3 minggu yang lalu jika tidak salah mengingat. Namun aku baru bisa menulisnya sekarang, yaaaah sok sibuk sih haha.

Saat itu sekitar jam sepuluh pagi aku ke kampus. Nah saat melewati intel(Indonesia Tenggelam)-nama kolam air mancur di kampusku-itulah aku melihatnya. Sebuah pelangi yang sangat indah. Ia dibentuk dengan sangat artistic oleh air mancur dan sudut sinar matahari yang datang, SEMPURNA. Padahal, pelangi ini sudah sering kulihat tapi entah kenapa saat itu terasa istimewa. Bukan, bukan karena ada seseorang di sampingku atau hal-hal sejenisnya kok. Aku sedang sendiri, kelelahan, dan hampir telat(aku lupa mau telat diklat, kumpul angkatan atau yang lain hahaha)

Mungkin jiwa seniku sedang terbuka hehe. Sampai aku membuat sebuah hukum,”Di kampusku, selama pompa air bekerja dan matahari menyala dengan presisi yang sempurna akan terkuak misteri cahaya yang sesungguhnya.” :P

Tetapi sekarang aku sedang tidak ingin membahas hukum fisika nyeleneh yang aku ciptakan tersebut. Aku malah lebih tertarik dengan quote yang tiba-tiba teringat,”Pelangi muncul setelah ada hujan sebelumnya.” Tentu kawan-kawan tahu makna kiasan tersebut. Dan sungguh, lupakan hukumku dan kita masuk ke pembahasan ini saja!

Memang benar, hikmah selalu didahului dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Macam yang “bersakit-sakit dahulu mati kemudian-eh enggak-maksudnya bersenang-senang kemudian.” Tapi, quote itu tak bisa kita balik jadi begini,”Jika sebelumnya hujan maka ada pelangi.” Oh, tidak bisa!

Karena menurut logika, yang sebanding adalah kontraposisinya yaitu, “jika sebelumnya tidak hujan maka tidak ada pelangi.”  Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa,”Tidak semua hujan menghasilkan pelangi.” Setuju? Sebenarnya dari tadi aku cuma ingin mengatakan itu haha.

Kalian bingung? Tak apa, karena saat kubahas ini bersama kawan-kawan sekolah mentor mereka juga kebingungan sambil ketawa-ketawa saja. Menertawakanku mungkin? Hahaha.

Jadi gini lho maksudku, bahwa tidak semua kesedihan itu menghasilkan hikmah. Bahkan ada kesedihan yang hanya melahirkan kesedihan baru, sebuah kesedihan yang beranak pinak dan anaknya lebih besar dari induknya. Kok bisa? Nah, kalau udah bisa tanya seperti itu mulai focus berarti.

Seperti pelangi tadi, dia akan muncul jika ada beberapa syarat terpenuhi. Yang pertama, tentu adanya cahaya. Secara khusus kita sebut saja cahaya matahari. Pasti dong, mau nungguin sampai muka mirip Squidward pun kalau hujannya berhenti pas malam hari akan cukup mustahil muncul pelangi itu. Di sini, cahaya matahari aku nisbatkan pada kesabaran. Kesabaran kita dalam menghadapi kesedihan itu sendiri. Makin cerah cahayanya, makin jelas pelanginya. Main luas kesabaran kita, makin nampak sang hikmah.

Syarat kedua yaitu sudut yang tepat. Karena tanpanya pelangi-jika pun muncul-tak akan terlihat sempurna, setengah lingkaran pada tempat yang enak untuk dilihat. Ia bisa saja hanya muncul sebagai garis tipis tepat diatas kepala kita, atau sekedar seperempat lingkaran di balik awan nun jauh di sana. Namun ketika sudut datangnya sinar matahari pas, WOW. Dan sudut yang tepat ini merujuk pada keikhlasan hati kita. Mungkin kita sudah sabar, tapi kita tidak menjalankan kesabaran itu dengan ikhlas maka hikmah pun hanya terlihat samar-sama. Atau hikmah yang senarnya sangat besar, terasa kecil dan jauh saja. So, selain sabar kita pun harus ikhlas terhadap apa yang Allah Lakukan pada diri kita. Karena Ia Tahu yang terbaik bagi makhluk-Nya.
Syarat terakhir, yakni ketiga adalah mata yang sehat. Percuma pelangi telah terbentuk sempurna, tapi mata kita sedang buta sementara-dua-duanya-karena terkena pukulan kawan latihan silat kita(-,-). Nah, mata yang sehat ini tentu merujuk pada bagian tubuh yang paling berpengaruh bagi kita. Yang mana jika ia baik, maka baik pula diri kita. Yup, ia adalah hati. Agar bisa maksimal menikmati hikmah, hati kita harus sehat. Harus bersih. Dan tak ada metode membersihkan hati yang paling mumpuni-sejauh yang aku ketahui-selai menjadi seorang MUSLIM yang MUKMIN. Wallahu’alam bishowab…


Note: jika ada yang mau menambahi atau mengkritik, silakan saja :)

0 komentar:

Posting Komentar