Senin, 24 September 2012

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,

                Pernahkah kau mengurai apa itu kehilangan? Sebuah roman kesedihan dalam bidang tanah kehidupan. Keniscayaan yang memang telah begitu adanya semenjak Tuhan Menciptakan alam semesta dalam enam masa.Yang karenanya orang-orang meringkuk, menangis, dan menjerit. Seolah menggugat Dia yang tak seharusnya kita pertanyakan.

               
                Lalu, haruskah kita belajar dan bersiap terhadap kehilangan? Seperti seorang siswa yang bersiap terhadap ujian minggu depan. Hanya bedanya, jika ujian telah terjadwal rapi, maka kehilangan adalah sesuatu yang tak kita mengerti. Namun sekali lagi, pasti.

                 Apakah karenanya kita hanya pasrah dan duduk berdiam diri? Atau kita nikmati dan syukuri semua yang ada-masih ada-dalam kehidupan kita?  Hingga nanti Sang Pemilik Sejati Mengambilnya kembali. Dan memang begitulah adanya, kita sekedar dititipi.

                Ketika kehilangan itu terjadi, tak ada yang lebih membantu selain menguatkan iman di hati. Agar segalanya menjadi mudah, juga tak ada yang tersalah. Sehingga catatan amal pun akan semakin dekat pada penerimaan dengan tangan kanan.

                Keniscayaan. Ya, keniscayaan. Karena setiap perjumpaan pasti melahirkan perpisahan. Dan tidak semua perjumpaan itu menyenangkan. Tapi aku mengerti, perpisahan biasanya menyedihkan. Sebuah kesedihan dalam bidang tanah kehidupan. Sebuah keniscayan, sebuah kepastian. Jika tak ingin perpisahan, maka janga mulai perjumpaan. Jika tak ingin kehilangan, maka jangan pernah memiliki apapun. Jika tak ingin MERASA kehilangan, maka jangan pernah MERASA memiliki.

                Seperti jika kau tak ingin mati, maka seharusnya kau pun jangan hidup.  

                Lalu bagaimana jika kehilangan itu datang? Adakah rumus kehidupan atau aksioma perjalanan jiwa memecahkannya? Yang aku tahu, kita tak akan pernah kehilangan Tuhan. Kecuali kita sengaja menghilangkan-Nya,  dari hidup kita. Dan itu artinya, kau resmi kehilangan segalanya.

0 komentar:

Posting Komentar