Di sini saya akan mencoba
untuk berbagi ilmu tentang betapa hebatnya kitab suci Al-Qur’an. Berdasarkan
buku “Melacak Teori Einstein dalam Al-Qur’an” karya H. Wisnu Arya
Wardhana yang saya baca, trigonometry dapat di gunakan sebagai salah
satu ilmu untuk mengukur kecepatan cahaya. Dalam menghitungnya, dosen Perguruan
Tinggi Kedinasan, Sekolah Tinggi Tenaga Nuklir (STTN) ini menggunakan sebuah
ayat dari kitab suci Al-Qur’an.
Adapun ayatnya adalah :
“Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya* dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.” (Qs. As Sajdah, 32: 5).
Maksud “urusan itu naik kepada-Nya” menurut not no. 1991 Al-Qur’an dan
terjemahannya terbitan kerajaan Arab Saudi, adalah berita yang dibawa oleh
malaikat ke hadapan Allah SWT. Dan sebagaimana kita ketahui dengan haqqul
yaqqin (yakin yang sebenar-benarnya) bahwa malaikat itu diciptakan Allah
SWT dari cahaya. Malaikat yang tercipta dari cahaya (nur) itu turun dari langit
ke bumi lalu kembali ke hadirat Allah SWT dalam satu hari yang lamanya sama
dengan seribu tahun menurut pemikiran manusia.
Nah, dari
petunjuk-petunjuk inilah kecepatan cahaya akan kita hitung. Untuk menghitung
dan mencari kecepatan cahaya itu dibutuhkan perhitungan matematika dan fisika yang berbasis ayat-ayat Al-Qur’an.
Dan hal-hal yang patut kita renungkan adalah sebagai berikut.
Pertama, akan
terbukti terbukti bahwa kitab Al-Qur’an
yang turun 15 abad yang lalu, telah memuat secara tersirat tentang
penghitungan matematis kecepatan cahaya yang menjadi bagian penting dari
kebanyakan teori Einstein. Misalnya pada teori E=MC2. Tanpa
diketahui harga kecepatan cahaya (C), maka rumus itu tinggalah sebuah rumus
tanpa pembuktian/realita, begitu pikir saya.
Kedua, mengenai
kecepatan malaikat (nur/cahaya) melaksanakan urusannya dari langit ke bumi
kemudian menghadap Rabbnya kembali dalam waktu satu hari yang kadarnya menurut
manusia adalah seribu tahun, adalah suatu isyarat bagi kaum yang berpikir
(apakah saya termasuk kaum yang berpikir ? sepertinya belum, hehehe… ) bahwa
ada perhitungan mengenai kecepatan cahaya. Dalam hal ini telah diketahui waktu
tempuh dan jarak yang ditempuh. Nah, inilah saatnya menggunakan rumus fisika
yang tentulah kita semua pernah mempelajarinya :
S = (v) X (t)
Dengan
S = jarak yang ditempuh
(v) = kecepatan
(t) = waktu tempuh
Berdasarkan ayat
Al-Qur’an di atas, kita telah mengantongi jarak yang ditempuh dan waktu tempuh.
S dan (v) dapat dihitung sebagaimana yang telah dilakukan DR. Mansour Hasaf El
Nabi, seorang ahli astrofisika Mesir yang telah menemukan caranya, sebagai
berikut :
{ jarak yang ditempuh = { jarak yang ditempuh oleh
oleh malaikat
dalam bulan selama 1000 tahun
satu hari} atau 12.000 bulan}
c . t = 12.000 . L
Dengan :
c = kecepatan cahaya yang akan dihitung.
t = waktu selama satu hari.
L = panjang jarak yang ditempuh bulan selama
satu bulan.
Selanjutnya,
kitapun harus mengetahui bahwa dalam astronomi di kenal dua macam kalender,
yaitu:
1.
System sinodik, yaitu
kalender berdasarkan penampakan semu gerak bulan dan matahari apabila dilihat
dari bumi. Berdasarkan system ini 1 hari = 24 jam dan 1 bulan = 29,52059 hari.
2.
System sideris, yaitu
kalender berdasarkan pada pergerakan relative bumi dan matahari terhadap
bintang dan alam semesta. Dalam system ini 1 hari = 23 jam 56 menit 4, 0906
detik (86164,0906 detik), dan 1 bulan = 27,321661 hari. Waw ! untung saya tidak
harus menghitungnya sendiri, hehehe…
Dalam
perhitungan astronomi terbukti bahwa perhitungan dengan system sideris akan
menghasilkan harga (c) yang lebih tepat, setidaknya mendekati harga (c) yang
diketahui saat ini.
Oleh karenanya saya hanya
akan menguraikan sedikit tentang system sideris (sidereal). Dan penting kita
ketahui bahwa, revolusi bumi kembali ke posisi semula (360o) sama
dengan revolusi bumi bumi menempuh sudut 26,97484o aterhadap
matahari. Posisi tersebut ditempuh dalam waktu 27,321661 hari.
Gambarnya
dapat dilihat berikut ini:
Panjang lintasan bulan
yang ditempuh dalam satu kali revolusi atau 27,321661 hari dapat dinyatan
dengan rumus:
L = V*bulan . T
Dengan :
L =
panjang jarak yang ditempuh bulan.
V*bulan= kecepatan bulan terhadap
bintang atau matahari.
T =
periode revolusi bulan (27,321661 hari).
Dalam astronomi, terdapat 2 macam
kecepatan bulan, yaitu kecepatan relatif terhadap bumi dan kecepatan relatif
terhadap bintang (matahari) dan alam semesta. Untuk lebih jelasnya, berikut
penjelasannya:
1. Kecepatan
relatif terhadap bumi yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Vbulan = 2 π R / T
Dengan :
R =
jari-jari revolusi bulan (384.264 km).
T =
periode revolusi bulan (27,321661 hari = 655,71864 jam)
Lalu :
Vbulan= 2 (3,141592654)
(384.264) km / (655,719864)jam = 3.682,063106
km/jam
2.
Kecepatan relative terhadap matahari
dan alam semesta. Mengenai hal ini jujur saya juga kurang paham. Namun,
Einstein sendiri sangat mendukung untuk menghitung hal ini dengan menggunakan
unsur trigonometry (kosinus) dan dimasukkan kedalam kecepatan relatif terhadap bumi. Sehingga
dihasikan :
V*bulan= vbulan
. cos α
V*bulan= vbulan
. cos 26,92848o
Dan selanjutnya rumus ini kita
masukkan ke dalam persamaan dan menjadi :
C . t = 12.000 . L ingat
: L = V*bulan.T
C . t = 12.000 . V*bulan
.T V*bulan=
vbulan . cos α
C = 12.000 . (vbulan . cos
α) . T/t
C = 12.000. ( 3.682,063106 km km/jam. cos 26,92848o)
. 655,719864 jam/
86164,0906 detik.
C = 12.000. (3.682,063106.
0,891572527) . 655,719864
jam/ 86164,0906 detik.
C = 299.792,7981 km/detik
Demikianlah kecepatan cahaya yang
dapat kita hitung berdasarkan ayat
Al-Qur’an. Dan itu telah sangat mendekati harga (c) yang umum saat ini
yaitu 300.000 km/jam. Untuk lebih meyakinkan berikut saya sertakan hasil-hasil
pengukuran para ahli sebelumnya dengan berbagai macam metodenya.
“TABEL HASIL PENGUKURAN
HARGA (C)”.
No.
|
Pengukuran
Menurut Versi:
|
Metode:
|
Hasil
Yang Diperoleh:
|
1
|
Al-Qur'an
|
Seperti
di atas
|
299.792,7981
km/det.
|
2
|
Us Nat.
Bur. Of Stand
|
-
|
299.792,4574
km/det.
|
3
|
The
British Nat. Phys. Lab
|
-
|
299.792,4590
km/det.
|
4
|
James
Bradley (1728)
|
Aberasi
bintang
|
301.000.0 km/det.
|
5
|
Armand
Fizeau (1849)
|
Roda
gigi
|
315.000,0 km/det.
|
6
|
Leon
Foucault (1850)
|
Cermin
berputar
|
298.000,0 km/det.
|
7
|
Rosa
& Dorsey (1907)
|
Elektromagnet
|
299.788,0 km/det.
|
8
|
Albert
Michelson (1926)
|
Cermin
berputar
|
299.796,0 km/det.
|
9
|
Smith
Essen (1947)
|
Resonator
|
299.792,0 km/det.
|
10
|
K.D.
Froome (1958)
|
Radio
interferor
|
299.792,5 km/det.
|
11
|
Evansons
(1973)
|
Sinar
laser
|
299.792,4574 km/det.
|
Sumber: “Melacak Teori
Einstein dalam Al-Qur’an” hal 178.
Note: sebenernya ini adalah artikel buat tugas matematika waktu SMA dulu hehehe
saya masih belum paham perhitungannya
BalasHapusPertama: bagaimana mungkin ada persamaan
c.t = 12000 . L ............................................(1)
jika diterangkan diatas,
{ jarak yang ditempuh = { jarak yang ditempuh oleh
oleh malaikat dalam bulan selama 1000 tahun
satu hari} atau 12.000 bulan}
berarti disini menyamakan dari variabel s
s = v.t ............................................(2)
Pada persamaan (1) sisi sebelah kiri
s = v.t
s = c.t .............................................(3)
masih dapat dipahami karena v menjadi kecepatan cahaya c
Tetapi pada sebelah kanan
s = v.t
s = v . 12000 .........................................(4)
Seharusnya v.12000 mengapa dari persamaan (1) menjadi L.12000 ? sedangkan L sendiri bukan menandakan kecepatan melainkan jarak? Disini agak rancu, mohon penjelasannya.
hplpambudi@gmail.com
BalasHapusWaktu antar alam dunia dan alam akhirat berbeda , 1 hari akherat : 1000 tahun bumi, Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu ( As Sajdah 32:5). Ada lebih dari 10 surat dalam Al Qur’an dan banyak di hadits yang menerangkan nya dan termasuk juga ada dalam AlKitab yi :
Alkitab : [2 Petrus 3 : 8] Akan tetapi, ..., yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun ....Mazmur 90:4 Sebab di mata –Mu seribu tahun sama seperti ( satu) hari kemarin, apabila berlalu , atau seperti suatu giliran malam
Jadi disini adalah kesetaraan waktu di dunia vs di akherat , kita di dunia merasa 1000 tahun padahal kl dilihat dari sisi akherat cuma 1 hari , sedangkan kl soal kecepatan itu kasusnya saat nabi isro miroj yang didampingi Malaikat ( bukan naik burung ) .... adapun kecepatan Malaikat , seperti :
Ta'ruju lmalaa-ikatu warruuhu ilayhi fii yawmin kaana miqdaaruhu khamsiina lfa sana [Al-Ma’aarij : 4].
Malaikat- malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun
[ Thaa haa 20:103] mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)"
BalasHapusNahnu a'lamu bimaa yaquuluuna idz yaquulu amtsaluhum thariiqatan in labitstum illaa yawmaa
[ThaaHaa 20:104] Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja".
Ada makna apa pada Surat Thaa haa 103 diatas, mengingat dalam Al Quran itu berisi hal hal yang penting, tidak sekedar perbincangan yang salah dan perihal ini sudah beberapa kali tertulis, apakah ini dikaitkan dengan waktu kiamat yang 10 hari,soal kiamat : [ Thaa haa 20:103] mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)"
Nahnu a'lamu bimaa yaquuluuna idz yaquulu amtsaluhum thariiqatan in labitstum illaa yawmaa
Ada makna apa pada Surat Thaa haa 103 diatas, mengingat dalam Al Quran itu berisi hal hal yang penting, tidak sekedar perbincangan yang salah dan perihal ini sudah beberapa kali tertulis, apakah ini dikaitkan dengan waktu kiamat yang 10 hari, , saat ini sudah masuk hari ke 10...apakah kalau dikaitkan dengan surah Al Fajr : 1 demi Fajar apakah terjadi saat Fajar atau bisa di artikan Fajar nya hari ke 11 yaitu 1 hari dibagi 5 ( waktu sholat ) artinya kurang 0,00.. - 0,2 hari . Bisa juga di artikan terjadi pada saat Fajr ( di belahan bumi mana? ), kalau ini artinya maka maksimum masih 0,49 hari lagi.
Sesuai Surat Hud Ayat 104 : Dan Kami tidak akan menunda (kedatangan hari kiamat), kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan.
Setiap sesuatu yang ada sumpah dalam al-Qur’an merupakan suatu hal yang penting dan sangat perlu diperhatikan. Sumpah dalam al-Qur’an berfungsi untuk memperkuat sesuatu yang disampaikan dan menegakkan atau menyempurnakan hujjah (argumentasi).
BalasHapusAl-Qiyamah Ayat 1 - 2
(1). لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ Aku bersumpah dengan hari kiamat,
(2). وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu”(Q.S al-Fajr 1-4)
Penyebutan kaum ‘Aad dalam al-Qur’an terhitung sebagai pemberitaan paling banyak dibandingkan dengan pemberitaan tentang ummat-ummat yang lain yang dibinasakan , sebagai bentuk keajaiban dalam al-Qur’an.
Hal itu karena kaum ini (‘Aad) telah dibinasakan secara total dengan angin berpasir yang tidak sewajarnya. Pasir-pasir itu mengubur dan menutup peninggalan-peninggalan mereka, hingga tersembunyi (tertutup) semua peninggalan mereka dari muka Bumi.
Dan ini di kaitkan dengan Surat Al-Fajr 1 - 6
1.“Demi fajar.”
2.dan malam yang sepuluh,
3.dan yang genap dan yang ganjil,
4.dan malam bila berlalu.
5.Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal.
6.Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?
Ayat yang pertama adalah Allah menyuruh perhatikan fajar. Fajar yakni cahaya pagi ketika mulai mengusik kegelapan malam. Yaitu cahaya matahari yang mulai membayang di sebelah Timur, kira-kira satu jam lagi lebih kurang sebelum matahari itu sendiri terbit.
Dengan menyebut kelima hal tersebut Allah menekankan pada surah al fajr diatas bahwa benar-benar pada yang demikian itu terdapat sumpah yang mestinya mengantar siapa yang berakal untuk menerima dan meyakini apa yang disampaikan Allah melalui rasul-Nya, yaitu keniscayaan Hari Kiamat.
Rasulullah (saw) mengatakan: "Kehidupan dunia seperti tujuh hari pada hari-hari akhirat. Allah Ta'ala, mengatakan, satu hari sama seperti seribu tahun di sisi Tuhanmu." (Anas bin Malik)
Walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
Demikian juga soal kehidupan manusia ,karena nabi pernah bersabda bahwa datangnya kiamat tidaklah lama , yaitu sesudah masa diutusnya nabi menjadi utusan terakhir/penutup (berjarak '1 masa' yaitu 1000 tahun) ,Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah , tanggal 20 April 571 Masehi , Jadi perkiraan : 571 + 63 = 634 ...... + 1000 = 1634 Masehi + jika arti fajar = 200 tahun = 1834 klihatan dah lewat , seandainya + fajr maximum 500 tahun = 2134 ( = 1455 H ), kurang / lebih 18 tahun lagi
As–Suyuti dalam kitab (الكشف عن مجاوزة هذه الأمة الألف) mengatakan: “Berdasarkan sejumlah riwayat (atsar), umur umat ini (islam) adalah lebih dari seribu tahun, namun lebihnya tidak mungkin lebih dari 500 tahun (al Kasyf hal 206). Artinya, maksimal umur umat ini adalah 1500 tahun.”
......... Pendapat lain
Ibnu Hajar mengatakan adanya tambahan 500 tahun sesuai hadis marfu dari Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan umur mereka selama setengah hari.
BalasHapusJadi total umur Islam menurut Ibnu Hajar adalah 900 + 500 tahun = 1400 tahun lebih, belum termasuk tambahan (karena tidak mungkin umur itu bernilai genap)
Jika sekarang tahun 1437 H (2016 M), berarti sudah melewati lebih dari 1400 tahun itu. Sedangkan tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad SAW, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh Beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan 13 tahun adalah ketika beliau di Makkah.Sehingga : 1400 + 63 (umur Nabi) + 13 ( sebelum hijrah) = 1476 H tahun
Jika saat ini 2017 M (1438 Hijirah), berarti 1476 – 1438 = 38 tahun, ini +/- sisa umur umat Islam.
( Apakah pada tahun 2055 M Islam sudah hilang dari muka bumi ? Hanya ALLAH yang mengetahuinya )
Jadi kapan KIAMAT??..... ( Umat Islam akan di wafatkan dulu sebelum kiamat )
, Ya itu + / - saja, kepastian nya wallahua’lam
Dalam surat as sajdah ayat 5 , satu hari = 1000 tahun.
BalasHapusDalam surat al ma' arij ayat 4 , satu hari = 50.000 tahun.
Kok gak sama ya?
1:1000 itu konteksnya jarak
Hapus1:50000 itu kecepatan malaikat