Senin, 16 Februari 2015

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,


                Aku ingin bercerita tentang pagi kepadamu. Suatu cerita yang tak kusangka akan ada, namun ternyata memang tercipta begitu saja. Aku bahkan tak pernah memikirkan apalagi berharap, bahwa pagi ada di sana. Di ujung perjalanan hari, seperti menanti untuk disapa. Atau sebenarnya ia senantiasa ada di permulaan kala?


                Pagi, mungkin tidaklah semengagumkan bulan. Ia begitu sederhana, pun jika kau pikir dia dekat dengan sahaja. Baginya tak ada yang berbeda, apakah akan ada yang memuji atau menghina. Pagi menyadari, orang-orang berhak menilai sekehendak hatinya. Yang terpenting, pagi akan selalu ada bagi yang mencarinya.



                Pagi, memang tak serampak hujan dalam tarian alam. Ia begitu tenang, meneduhkan. Ia hanya akan tersenyum, menyambut mereka yang berharap menemukan teman untuk mengejar harapan. Menyemangati jiwa-jiwa yang siap bekerja mengejar impian, atau sekedar menuntaskan visi yang belum terselesaikan. Pagi,selalu menyemai indahnya perasaan.


                Pagi, senyatanya tak seanggun daun maple yang jatuh di musim gugur. Tak ada sebersit rasa pagi yang begitu sahaja, untuk sekedar memuaskan iri hatinya. Baginya setiap hal memiliki keindahannya masing-masing, dan setiap keindahan memiliki jiwa yang akan disenangkan. Pagi, selalu sederhana bagi mereka yang tak ingin kerumitan.


                Pagi, menjadi teman bicara yang menenangkan. Ia selalu mendengar, tanpa merasa perlu berbagi kebijaksanaan. Lalu tersenyum, sembari memberi persetujuan. Atau sekedar komentar yang menghangatkan. Pagi hanya berpikir, setiap manusia mempunyai kebijaksanaannya masing-masing. Dan tugasnya hanyalah membantu mereka menemukannya. Dengan menatap pagi, dengan melihat senyumnya.


                Pagi, memang akan selalu memberi kehangatan. Tak perlu dengan dekapan erat atau rangkulan di bahu. Cukup dengan merasakan sinar mentari ketika pagi menanti di ujung jalan sana, maka kau akan tahu ia selalu ramah dalam menyapa. Pagi, memang selalu layak untuk ditunggu.


                Cerita tentang pagi memang tak sepanjang yang lain. Karena pagi memang semenjana. Karena bagiku, pagi itu menentramkan. Dan itu, cukup…


                Selalu cukup…

0 komentar:

Posting Komentar