Minggu, 07 Desember 2014

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,


             
Poster kami, courtesy of FHS 
                 Mari tinjau Perancangan 2. Sebuah Mata Kuliah yang menurut saya memiliki sks yang kontroversial. Di sinilah—menurut saya—kesabaran, dedikasi, lobi, manajemen deadline, dan keterampilan proses manufaktur dasar anak mesin diuji. Bahkan ada yang lebih dari itu, saya merasa sekaranglah saat-saat di mana bahkan diskusi mulai dibumbui nama-nama hewan.


                Pada semester matkul ini, bisa dibilang kuliah sudah jarang. Ujian bukan lagi jadi momok paling menakutkan. Kata orang inilah saat laporan lebih menyita waktu ketimbang pacaran, dan merupakan pembelajaran atas Tugas Sarjana yang akan datang: semua berfokus pada diri sendiri, dosen hanya memfasilitasi. Mulailah anak-anak mesin hectic, survey harga-harga material lagi, dan mengingat-ingat praktikum proses manufaktur dulu. Untunglah, di kelompok kami ada Kakak Madun Sang Asisten Prosman. Yeah, kalau ada yang salah saat prosman jadi tahu siapa kambing hitamnya! \o/

                Begadang pun bertambah, karena 3 orang suku jawa di sini ternyata berprofesi sama juga: Tukang dongeng matematika dan fisika, dengan Bu Bos yang sama pula. Jadilah biasanya kami baru mulai mengerjakan dan diskusi tentang perancangan sekitar pukul 21.00. Bahkan meski sudah kumpul dari sore, kami justru lebih sering ‘bertengkar’     tentang kisah “ehem” (ini Madun ahlinya), rencana ke R******,  atau rencana hang out minggu depan. Bahkan seringkali jadi les Bahasa Jawa buat Sang Putra Batak hahaha.


Beginilah suasana diskusi kami yang panas

Boneka di kosan Ucup



Cocok banget ya mereka haha



Siapa tuh Cup?
              

              Seperti pada saat Perancangan 1, kami pun memiliki keahlian masing-masing:

1.       Ucup: Bendahara, sekaligus yang paling banyak mengeluarkan uang untuk menalangi dulu. karena memang sistem penggantian di belakang itu butuh penalang dulu hehe. Kemudian masih sebagai tukang kejar-kejar (karena paling tua, angkatan 2010 harusnya dia) dan sekretaris.

*Dia juga request untuk dituliskan sebagai ketua—paling tua maksudnya haha. Karena untuk penggantian dana dari kampus perlu rekening ketua, maka didaulatlah beliau jadi ketua.


2.       Yosafat: masih sebagai drafter, karena gambar tekniknya banyak yang perlu direvisi. Juga asisten Madun di bidang prosman.


3.       Madun: Tukang las, eh master prosman maksudnya. Intinya prosman dia yang pegang.


4.       Saya: Anggota penggembira



Inilah kira-kira dokumentasi proses produksinya:

Belanja dulu ke Jatayu

Bikin pola di pelat alumunium

Gak safety banget sih emang

Mesin tekuk dan las

Beberapa part memang lebih baik dibuat di bengkel


Ucup survey lokasi ujicoba dan cari benih buat pameran esoknya

Ucup galau

Pinjem pick up Bu Bos, udah gratis malah dijamu :')

Jahe anget, mie rebus, milo, mangga, air putih.
Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?

Kenyang, Madun pun menyetir mobil dengan senyum mengembang

Tuh kan, keliatan riang banget haha
Sementara Ucup dan Yosafat menunggu di bengkel, maafkan kami kawan :v


                Tak terasa, setelah bekerja bagai kuda (lebay mode on), bahkan sampai harus pinjem Pick Up Bu Bos buat bawa ini alat dari bengkel ke kampus pada pukul 23.00 WIB, H-1 penilaian (tuh kan, deadliner ulung :D), jadilah alat kami. Dan kami pun ikut pameran produk!

                Berikut adalah suasana pameran kemarin:
Persiapan pameran
Para peserta makan dulu

Idem
Deg-degan cuy, pembimbing TA saya tuh :p

Menjelaskan produk ke Pak Hendi, juri

Ke Pak Nathan, juri juga

Idem

Alat Pull-Up Portable (PUP)

Barang kami

Alat pengompak sampah milik kelompoknya Ketua Angkatan

Pengunjung sedang mencoba

Suasana pameran

Pengumuman pemenang.
Kami gak menang huhu

All crew

Yellboys!
Makasih buat yang sudi dan sudah memotret kami :)



                Terakhir, saya ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah mendukung terbentuknya alat ini:

1.       Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Karena… Yah, kalian tahu lah apa Peran Allah dalam setiap cerita makhluk-Nya.


2.       Orang tua saya dan orang tua si Ucup, Madun, juga Yosafat atas doa serta dukungannya.


3.       Teruntuk kawan kelompok perancangan, saya ucapkan terimakasih atas dedikasi dan kesabarannya dalam menyukseskan alat kita dari ranah ide hingga menjadi realita. Begadang-begadang kita, debat-debat-debat kita, nama-nama hewan yang ikut hadir dalam diskusi, gorengan-gorengan serta kopi yang menemani, dan lainnya, mari kita kenang selalu. Yah, semoga apa yang telah kita lakukan dapat dinilai sebagai ibadah. Setelah ini, kita edit laporan, fokus UAS, dan yellboys di R****** atau kampung halaman.


4.       Dosen pembimbing, Pak Wayan. Kalian juga tahu lah peran pembimbing tuh kayak apa.


5.       Kawan lain cem Tobibi atau Anu, atas cerita indah dan kelamnya c*nta kalian. Sehingga jadi hiburan mengasyikkan buat saya, bisa bikin saya tertawa hahaha.


6.       Kawan- kawan saya, baik di Teknik Mesin ITB, Perisai Diri ITB (atas pemaklumannya ketika saya berhalangan hadir saat latihan), MPI Bandung (atas doa dan pemakluman ketika tak hadir syura atau liqa’ :’( ), juga kawan kosan saya yang sering saya bikin kehausan karena saya sering pergi pagi pulang malam sehingga suka telat beli air minum ketika jatah saya.


7.       Pak Asep, Mas Miftah, dan Pak Edi selaku teknisi di Lab. Teknik Produksi yang selalu membantu kami. Terutama saat memberi arahan prosman yang baik dan benar.


9.       Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. (Termasuk MUNGKIN ‘kamu’ yang menyebut nama saya dalam doa-‘mu’, terimakasih).


NB: FYI,  Alhamdulillah, kuliah di ITB ini tak pernah kampus mengambil uang dari mahasiswanya. Selalu saja dicarikan sponsor, sehingga buat kalian yang takut gak mampu bayar kuliah di ITB, sebaiknya belajar yang rajin aja. Banyak beasiswa bertebaran. Saya pun anak beasiswa kok. Karena kampus ini tak pernah men-DO mahasiswanya akibat masalah keuangan.

NB2: Inilah salah satu baby steps kami yang telah terpenuhi
Yang hitam punya saya, yang hijau punya Ucup
untuk meraih mimpi di puncak R******

 Part 1 here

0 komentar:

Posting Komentar