|
Poster kami, courtesy of FHS |
|
Mari tinjau Perancangan 2. Sebuah
Mata Kuliah yang menurut saya memiliki sks yang kontroversial. Di
sinilah—menurut saya—kesabaran, dedikasi, lobi, manajemen deadline, dan
keterampilan proses manufaktur dasar anak mesin diuji. Bahkan ada yang lebih
dari itu, saya merasa sekaranglah saat-saat di mana bahkan diskusi mulai
dibumbui nama-nama hewan.
Pada
semester matkul ini, bisa dibilang kuliah sudah jarang. Ujian bukan lagi jadi
momok paling menakutkan. Kata orang inilah saat laporan lebih menyita waktu ketimbang
pacaran, dan merupakan pembelajaran atas Tugas Sarjana yang akan datang: semua
berfokus pada diri sendiri, dosen hanya memfasilitasi. Mulailah anak-anak mesin
hectic, survey harga-harga material lagi, dan mengingat-ingat praktikum proses
manufaktur dulu. Untunglah, di kelompok kami ada Kakak Madun Sang Asisten
Prosman. Yeah, kalau ada yang salah saat prosman jadi tahu siapa kambing
hitamnya! \o/
Begadang
pun bertambah, karena 3 orang suku jawa di sini ternyata berprofesi sama juga:
Tukang dongeng matematika dan fisika, dengan Bu Bos yang sama pula. Jadilah
biasanya kami baru mulai mengerjakan dan diskusi tentang perancangan sekitar
pukul 21.00. Bahkan meski sudah kumpul dari sore, kami justru lebih sering
‘bertengkar’ tentang kisah “ehem” (ini
Madun ahlinya), rencana ke R******, atau
rencana hang out minggu depan. Bahkan
seringkali jadi les Bahasa Jawa buat Sang Putra Batak hahaha.
|
Beginilah suasana diskusi kami yang panas |
|
Boneka di kosan Ucup |
|
Cocok banget ya mereka haha |
|
Siapa tuh Cup? |
Seperti
pada saat Perancangan 1, kami pun memiliki keahlian masing-masing:
1. Ucup:
Bendahara, sekaligus yang paling banyak mengeluarkan uang untuk menalangi dulu.
karena memang sistem penggantian di belakang itu butuh penalang dulu hehe.
Kemudian masih sebagai tukang kejar-kejar (karena paling tua, angkatan 2010
harusnya dia) dan sekretaris.
*Dia juga request untuk dituliskan sebagai ketua—paling tua maksudnya haha. Karena
untuk penggantian dana dari kampus perlu rekening ketua, maka didaulatlah
beliau jadi ketua.
2. Yosafat:
masih sebagai drafter, karena gambar tekniknya banyak yang perlu direvisi. Juga
asisten Madun di bidang prosman.
3. Madun:
Tukang las, eh master prosman maksudnya. Intinya prosman dia yang pegang.
4. Saya:
Anggota penggembira
Inilah kira-kira
dokumentasi proses produksinya:
|
Belanja dulu ke Jatayu |
|
Bikin pola di pelat alumunium |
|
Gak safety banget sih emang |
|
Mesin tekuk dan las |
|
Beberapa part memang lebih baik dibuat di bengkel |
|
Ucup survey lokasi ujicoba dan cari benih buat pameran esoknya |
|
Ucup galau |
|
Pinjem pick up Bu Bos, udah gratis malah dijamu :') |
|
Jahe anget, mie rebus, milo, mangga, air putih.
Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan? |
|
Kenyang, Madun pun menyetir mobil dengan senyum mengembang |
|
Tuh kan, keliatan riang banget haha
Sementara Ucup dan Yosafat menunggu di bengkel, maafkan kami kawan :v |
Tak
terasa, setelah bekerja bagai kuda (lebay mode on), bahkan sampai harus pinjem
Pick Up Bu Bos buat bawa ini alat dari bengkel ke kampus pada pukul 23.00 WIB,
H-1 penilaian (tuh kan, deadliner ulung :D), jadilah alat kami. Dan kami pun
ikut pameran produk!
Berikut
adalah suasana pameran kemarin:
|
Persiapan pameran |
|
Para peserta makan dulu |
|
Idem |
|
Deg-degan cuy, pembimbing TA saya tuh :p |
|
Menjelaskan produk ke Pak Hendi, juri |
|
Ke Pak Nathan, juri juga |
|
Idem |
|
Alat Pull-Up Portable (PUP) |
|
Barang kami |
|
Alat pengompak sampah milik kelompoknya Ketua Angkatan |
|
Pengunjung sedang mencoba |
|
Suasana pameran |
|
Pengumuman pemenang.
Kami gak menang huhu |
|
All crew |
|
Yellboys!
Makasih buat yang sudi dan sudah memotret kami :) |
Terakhir,
saya ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah mendukung terbentuknya
alat ini:
1. Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu. Karena… Yah, kalian tahu lah apa Peran Allah dalam setiap
cerita makhluk-Nya.
2. Orang
tua saya dan orang tua si Ucup, Madun, juga Yosafat atas doa serta dukungannya.
3. Teruntuk
kawan kelompok perancangan, saya ucapkan terimakasih atas dedikasi dan
kesabarannya dalam menyukseskan alat kita dari ranah ide hingga menjadi
realita. Begadang-begadang kita, debat-debat-debat kita, nama-nama hewan yang
ikut hadir dalam diskusi, gorengan-gorengan serta kopi yang menemani, dan
lainnya, mari kita kenang selalu. Yah, semoga apa yang telah kita lakukan dapat
dinilai sebagai ibadah. Setelah ini, kita edit laporan, fokus UAS, dan yellboys
di R****** atau kampung halaman.
4. Dosen
pembimbing, Pak Wayan. Kalian juga tahu lah peran pembimbing tuh kayak apa.
5. Kawan
lain cem Tobibi atau Anu, atas cerita indah dan kelamnya c*nta kalian. Sehingga
jadi hiburan mengasyikkan buat saya, bisa bikin saya tertawa hahaha.
6. Kawan- kawan saya, baik di Teknik Mesin ITB, Perisai
Diri ITB (atas pemaklumannya ketika saya berhalangan hadir saat latihan), MPI
Bandung (atas doa dan pemakluman ketika tak hadir syura atau liqa’ :’( ), juga
kawan kosan saya yang sering saya bikin kehausan karena saya sering pergi pagi
pulang malam sehingga suka telat beli air minum ketika jatah saya.
7. Pak
Asep, Mas Miftah, dan Pak Edi selaku teknisi di Lab. Teknik Produksi yang
selalu membantu kami. Terutama saat memberi arahan prosman yang baik dan benar.
9. Pihak-pihak
lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. (Termasuk MUNGKIN ‘kamu’
yang menyebut nama saya dalam doa-‘mu’, terimakasih).
NB: FYI, Alhamdulillah, kuliah di ITB ini tak pernah
kampus mengambil uang dari mahasiswanya. Selalu saja dicarikan sponsor,
sehingga buat kalian yang takut gak mampu bayar kuliah di ITB, sebaiknya
belajar yang rajin aja. Banyak beasiswa bertebaran. Saya pun anak beasiswa kok.
Karena kampus ini tak pernah men-DO mahasiswanya akibat masalah keuangan.
NB2: Inilah salah satu baby steps kami yang telah terpenuhi
|
Yang hitam punya saya, yang hijau punya Ucup |
untuk meraih mimpi di puncak R******
0 komentar:
Posting Komentar