Setelah sampai, maka yang dicari
pertama adalah makanan khas sini. Dan pilihan kami (Bapak-bapak sih, saya cuma ngikut
saja hehe) adalah warung seafood ‘Mr. Asuy’. Sebenarnya mau seperti anak muda
kekinian yang suka memotret makanan, tapi ya gimana lagi, bisa gagal TA saya
kalau kelihatan alay haha.
Setelah kenyang, ke hotel, maka
sampailah kami di hotel dan disambut Kepala Keteknikan dan Sarana PT Timah, Pak
Yono, untuk diskusi awal sebelum ke kapal esok harinya. Kapal ini adalah BWD,
Bucket Wheel Dredge, yang bisa dibilang merupakan ‘perkawinan’ kapal keruk
dengan kapal isap.
Secara singkat, cara kerja BWD adalah dengan
cara 'menggaruk' lapisan tanah di dasar lautan. Kemudian, hasil garukan
tersebut akan dihisap oleh sebuah mulut hisap sedemikian hingga campuran hasil
kerukan dan air laut akan terhisap ke 'semacam tower reservoar' di dalam badan
kapal. Setelah itu, akan dibagi dengan laba-laba untuk dialirkan ke setiap jig
yang ada. Dari sana, singkat cerita jig akan memisahkan pasir dengan timah.
Timah akan ditampung sedangkan pasir akan dibuang lagi ke laut melalui suatu
saluran di belakang kapal.
|
General Arrangement BWD Courtesy of PT Timah |
Esok harinya, setelah ritual
pagi, olahraga, sarapan, dan lainnya maka kami siap ke BWD. Karena hotel ada di
Pangkal Pinang sedangkan kantor KS dan fasilitas maintenance Dermaga Air
Kantung ada di Sungailiat, maka kami harus melakukan perjalanan darat ke sana
sekitar 45 menit. Jalanannya, wow, halus dan sepi sekali. Sayang, cuma ada dua
lajur jadi jika ingin mendahului mobil di depan ya agak susah.
Sedangkan perjalanan dari
dermaga ke BWD sendiri memakan waktu 15 menit jika memakai pompong (Kapal
Cepat) dan 30 menit jika memakai perahu biasa.
Berikut foto-fotonya hehehe.
|
Di kantor Keteknikan dan Sarana |
|
Sampai di dermaga, siap naik pompong (Kapal Cepat) |
|
OTW ke BWD
|
Tuh BWD-nya kelihatan |
|
0 komentar:
Posting Komentar