Selasa, 06 Januari 2015
Day 2, 24-12-2014
Hari
dimulai ketika alarm waktu shubuh menjerit, dan dilanjutkan dengan mematikan
alarm. Maklum, dinginnya cukup keren juga. Lanjut masak, makan, bongkar tenda,
nyekop (baca: boker), foto-foto, dan repacking. Kami baru mulai cabs sekitar
pukul 08.00 WITA.
Aku, Sweaterku, dan Tenda Perhimak ITB |
Senin, 05 Januari 2015
Inilah cerita
terpanjang saya, jadi jika Anda malas membacanya sila langsung scroll ke paling bawah dan lihat
ringkasan waktunya saja. Apalagi saya menuliskannya per hari, jadi alamat
panjang bener hahaha.
Day 1, 23-12-2014
Setelah
sejenak mengisi ulang tenaga dan nutrisi di rumah Ucup, inilah perjalanan kami
yang sesungguhnya dimulai: Mencumbu Sang Dewi. Gunung Rinjani (3726 mdpl) terletak di pulau
Lombok-Nusa Tenggara Barat. Gunung ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi
di Indonesia, gunung tertinggi ketiga di Indonesia, dan mempunyai danau yang
bernama Segara Anak. Puncak Rinjani dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu
jalur Sembalun dan jalur Senaru. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan
cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik. Rute Senaru adalah
tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan.
Foto dulu sama Ibunya Mochammad Yusuf Bachtiar Mohon restunya Ibu, terimakasih telah menampung dua teman putramu :') |
Posted by Heri I. Wibowo | File under : Jalan-jalan, Story
Nah,
sesampainya di Kota Mojokerto, yang diklaim Ucup sebagai ibukota Kerajaan
Majapahit, kami pun memanfaatkan waktu 2 hari yang ada dengan mengaplikasikan
hadits tentang menghormati tamu. Hanya, kami lah (Madun dan saya) yang jadi
tamunya :v
Ada
beberapa tempat yang sempat kami kunjungi bersama kakak, adik, dan adiknya
Ucup. Entah, keluarga si Ucup sepertinya kumpul di Mojokerto hingga banyak
sekali keluarganya. Nah, inilah yang kami kunjungi:
1.
Benteng Pancasila
Mungkin
jika di Bandung, tempat ini serupa dengan Gasibu. Di sinilah tumplek blek
orang-orang yang mencari barang murah sembari jalan-jalan dan cuci mata.
Enaknya jika Anda membawa sepeda dari rumah, sehingga dapat sekalian
berolahraga. Di tempat ini telah disediakan parkiran sepeda pula demi keamanan
yang lebih terjamin.
Gak lengkap kalau belum selfie |
Tugu Kota Mojokerto |
Batagor di Benteng Pancasila |
Posted by Heri I. Wibowo | File under : Jalan-jalan, Story
Rencana untuk menjejakkan kaki
di puncak ‘Sang Dewi’ telah dirancang semenjak jauh hari. Di mulai dari
celetukan Si Madun, pengomporan ide dari saya, dan berkahir dengan Ucup yang
sangat excited. Mulailah teklap,
logistic, dan berbagai macam persiapan dilakukan. Lebih semangat menjemput
rezeki, lebih berhemat, dan berdoa. Bayangan keril jenis ini, sepatu yang itu,
dan tempat singgah menjadi topic untuk selalu diulang. Hingga akhirnya
terkumpullah semua persiapan pada hari-H pemberangkatan:
Dari kiri: Punya
Ucup, saya, dan Madun Tas Madun masih paling berat, karena tas saya belum diisi logistik kelompok |
Akhirnya, di
tengah hujan deras, kami pun berangkat dari basecamp
dengan diantar oleh Pak Herman, Faiz, dan Fahmi. Terimakasih kepada 3 orang
super baik tersebut, barakallahu fikum… :)
Minggu, 04 Januari 2015
Sabtu, 03 Januari 2015
Menikahlah
wahai engkau yang masih berkutat dengan rumitnya pendidikan. Yang bahkan untuk
sekedar mengatur waktu kapan belajar, bermain, dan membantu orang tua belum
bisa. Apalagi ikut serta menyukseskan dakwah. Karena percayalah, bertambahnya
satu tanggung jawab tidak akan terlalu berpengaruh signifikan pada ritme hidupmu
yang sudah menantang tersebut. Atau siapa tahu, dengan bertambahnya satu urusan
besar maka hidup akan makin tertata. Tidakkah engkau tertantang untuk
mencobanya, kawan?
Jangan
takut menikah meski engkau belum berpenghasilan. Yang bahkan sekedar untuk uang
jajan dan jalan-jalan masih mengharap belas kasih ayah tercinta. Yang bahkan
sekedar makan saja masih harus ‘disuapi’ mama. Tak apa kawan, itu bukanlah
halangan. Karena yang penting kan dalam menikah itu ada cinta dan sayang. Biarkan
kesulitan yang akan datang membuat kau dan istrimu lebih dewasa.
Langganan:
Postingan (Atom)