Senin, 05 Januari 2015

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,



                Rencana untuk menjejakkan kaki di puncak ‘Sang Dewi’ telah dirancang semenjak jauh hari. Di mulai dari celetukan Si Madun, pengomporan ide dari saya, dan berkahir dengan Ucup yang sangat excited. Mulailah teklap, logistic, dan berbagai macam persiapan dilakukan. Lebih semangat menjemput rezeki, lebih berhemat, dan berdoa. Bayangan keril jenis ini, sepatu yang itu, dan tempat singgah menjadi topic untuk selalu diulang. Hingga akhirnya terkumpullah semua persiapan pada hari-H pemberangkatan:

Dari kiri: Punya Ucup, saya, dan Madun
Tas Madun masih paling berat, karena tas saya belum diisi logistik kelompok

Akhirnya, di tengah hujan deras, kami pun berangkat dari basecamp dengan diantar oleh Pak Herman, Faiz, dan Fahmi. Terimakasih kepada 3 orang super baik tersebut, barakallahu fikum… :)


                Kami berangkat pada pukul 20.00 WIB pada tanggal 19-12-2014, tepat saat ujian terakhir saya. Ya bagaimana lagi, dapatnya tiket kereta tanggal segitu sih. Tepat pukul 21.00, kami mulai naik kereta. Ada kejadian unik saat itu, yaitu Ucup yang kena ‘omel’ ibu-ibu (sori Cup, ane ekspos ya ^^V).

                Ceritanya, kami termasuk yang belakangan naik kereta. Jadilah tempat meletakkan tas di atas tempat duduk penuh oleh bawaan orang lain sedangkan keril kami sangat memakan tempat. Ucup pun berinisiatif berkata,”Maaf Bu, kalau tas ibu dipindah ke sebelah sana supaya ringkes boleh Bu?”

“Ya enggak boleh Mas! Gimana sih, orangnya di sini kok tasnya di sana. Kalau laki-laki bisa di sana di sini, tapi kan… Pokoknya enggak boleh!” ucap beliau kenceng, dan satu gerbong pada menoleh melihat ada sedikit ‘keributan’ tersebut.

                Ucup pun mukanya langsung mengkerut, dan saya jadi minder juga mau minta tas di atas tempat duduk saya digeser. Namun, sepertinya saya sedang beruntung. Keluarga yang duduk depan saya dengan ikhlas tasnya agak digeser ke ujung demi memberi tempat keril saya. Alhamdulillah…

                Awalnya suasana tak nyaman, karena ibu-ibu tadi masih sebel sepertinya. Tapi lama-kelamaan juga akrab kok, mulai tanya-tanya. Dan akhirnya jadi akrab beneran waktu membahas korban meninggal akibat tertimpa atap rumah yang diterjang putting beliung kemarinnya. Yaaah, begitulah.

                Eh, tak disangka ada yang beri ucapan berikut:
:9
#skip!

                Singkat cerita sampailah kami di Stasiun Kutoarjo, dan sambung ke Mojokerto. Ketika sampai di Kutoarjo, kami sempatkan mencari sarapan. Soto merupakan korban kami, dan rasanya yang khas soto jawa, maaaaan, sueger bener!
Perjalanan Bandung-Kutoarjo

Perjalanan Kutoarjo-Mojokerto
3 Laskan Pendaki (Laki) HMM di stasiun Kutoarjo

10k harga soto + jeruk panas

Akhirnya menginjakkan kaki di Mojokerto!


Secara singkat, catatan perjalanan kami adalah berikut:

19-12-2014

20.00                     Berangkat dari kosan Ucup
20.30                     Sampai di Stasiun Kiara Condong Bandung
21.05                     Kereta berangkat ke Kutoarjo

20-12-2014

05.30                     Sampai di Stasiun Kutoarjo, lanjut ritual pagi dan foto-foto di stasiun lalu sarapan
07.30                     Masuk Stasiun lagi, naik kereta Logawa
07.45                     Kereta berangkat
14.35                     Sampai di Mojokerto, dijemput Ayahnya Ucup, lanjut makan-makan seger di rumah Ucup :9

Pengeluaran(saya) :

1.       Rp. 0,-                   Transport dari kosan Ucup-Stasiun Kircon (saya sih nebeng Fahmi, thanks Broh!)
2.       Rp. 55.000,-        Tiket kereta Bandung-Kutoarjo
3.       Rp. 35.000,-        Tiket kereta Kutoarjo-Mojokerto
4.       Rp. 10.000,-        Soto di Stasiun Kutoarjo
5.        

Total: Rp. 100.000,-



0 komentar:

Posting Komentar