Hari
ini sungguh hari yang penuh pelajaran buatku. Kenapa? Hmm, dimulai darimana ya
enaknya ini cerita. Oke, aku coba secara kronologis ngawur sajalah:
Tadi
pagi, seperti biasa shubuhan di masjid dekat kosan. Yang gak biasa, entah
kenapa pagi ini begitu dingin dan rasa ingin tidur kembali sangat menggoda
jiwa. Ditambah lagi malamnya tidurku agak larut gara-gara ada tugas PTI B yang
payahnya sampai sekarang pun belum bisa aku kerjakan, padahal dikumpulkan
besok-,-
Karena
tidur lagi, jadinya aku bangun jam 06.00. Setelah beberapa rutinitas pagi yang
aku perhitungkan akan selesai jam 06.45, ternyata ada masalah. Tinggal satu
rutinitas (gosok gigi)tapi tak bisa kulakukan dengan cepat, karena kamar mandi
lagi dipakai. Akhirnya semua baru beres saat jam 07.00. Padahal kuliah pun
dimulai jam segitu dan ruangannya ada di lantai 3 yang harus ditempuh dengan
tangga. Dan, tanpa babibu, langsung aja kuambil sepeda terus meluncur ke
kampus.
Lah, aku emang gini-gini aja, tapi agak males
juga lah. Berasa sia-sia aja mandiku tadi, tau gitu mendin gak usah mandi
sekalian. Cukup gosok gigi aja. Langsung aja aku bilang,”Weh, mandilah. Wangi
sabun N*vo cool nih.” “Haha, iya-iya Her. Abisnya mukamu tuh lo wkwkwkwk.” Karena
penasaran, aku ke toilet(atau toalet?). Tak liat, yaaaah, pantes aja, orang
muka masih ngantuk dan sayu gini. Pelajaran pertama, jangan tidur sehabis shubuh. Selain beresiko telat, gak sehat, juga
bisa dikira gak mandi.
Yap,
dimulailah kuliah pertamaku. Kimia Dasar hahaha. Gak usah diceritain lah, yang
penting aku sebagai mahasiswa yang baik tetap dengan setia memperhatikan Pak
DosenJ. Selesai
kuliah ini, ada kuliah KPIP(Konsep
Pengembangan Ilmu Pengetahuan). Tapi ada juga yang bilang kepanjangannya “Kuliah
Penghancur Indeks Prestasi” wkwkwkwkwk.
Aku
dibuat puyeng sekaligus ketawa geli dengan konsep quantum mechanics, juga dengan permisalan-permisalannya. Mekanika kuantum mengatakan bahwa sebenarnya jika
kita mengamati suatu objek, ada interaksi antara pengamat dengan objek yang diamati.
Bahwa pada pengamatan mustahil didapat suatu hasil pengamatan yang objektif. Contoh,
jika ada suatu partikel yang dilemparkan melewati 5 celah, sebenarnya partikel
itu melewati semuanya. Dan saat kita mengamati salah satu celah dan partikel
itu ada dicelah yang kita amati, sebenarnya itu karena kita mengamati celah itu(Gak
mudeng? Banyak temennya kok). Terus ada yang tanya,”Pak, kalo gitu hukum
kekekalan massa gak kepake dong?” Pak Dosen pun menjawab dengan keren,”Ini
mekanika kuantum, bukan mekanika klasik.” Wah, keren lah. Terus aku gantian yang
tanya,”Jadi, jika kita mengamati semua celah, akan ada 5 partikel secara
bersamaan Pak?” Jawabannya aku gak terlalu mudeng(hahaha) , tapi kurang lebih
gini. Pada mekanika kuantum,terdapat dualisme sifat materi sebagai patikel dan
gelombang. Jadi, pecahnya mereka itu karena mereka bersifat gelombang dan berinterferensi(CMIIW).
Yaaah,
aku manggut-manggut aja. Cuma sekarang aku jadi mikir, jangan-jangan ini yang
mendasari pemikiran para saintis tentang konsep multi-universe. Seperti yang
aku baca dibuku “Grand Design” tulisan Stephen Hawking, bahwa dunia ini jika
mengikuti konsep mekanika kuantum harusnya ada dunia lain. Universe lain.
Hanya
sayangnya, jika dengan pengetahuan ini semakin
membuatku beriman, dia justru sebaliknya. Pak Hawking bertanya,”Jika hukum-hukum
fisika sudah dapat mengatur alam semesta, buat apa pula ada Tuhan?” Kalo aku,”Bukankah ini membuktikan bahwa ada
Yang menciptakan dan Mengatur hukum-hukum itu?”
Dan
lagi, berdasar yang aku baca dari buku “Matematika Alam Semesta” karya Arifin
Muftie(seniorku lho ini hehehe), konsep multi-universe sebenarnya telah
tersirat dalam Al-Qur’an. Bukankah Rabbul
‘Alamin secara harfiah berarti Tuhan Banyak Alam?
Kembali ke kuliah
KPIP-ku. Dosenku lalu menampilkan slide yang berisi komentar dari Pak Richard
Feynmann- “I can safely say that nobody understands quantum mechanics. …Do not
keep saying to yourself, ‘But how can it be like that?’… Nobody knows how it
can be like that.” Jika suatu hukum fisika saja kasarannya cukup dipercayai,
bagaimana pula dengan Allah SWT? Nah, ini memberikanku satu pelajaran lagi. Pelajaran
kedua, jangan pernah memikirkan Dzat dan
Eksistensi Tuhan. Cukup percayai saja, karena ini tentang iman. Dan sepertinya
ini cukup bisa membuat Pak Hawking berpikir ulang, aku harap.
Terus yang bikin
ketawa lagi, perumpamaan-perumpamaan yang dibuat Pak Dosen. Jika tikus klasik
saat mengambil keju dia hanya menempuh satu jalan, maka tikus kuantum akan
menempuh segala jalan yang mungkin, sebagai konsekuensi dari Hukum
Ketidakpastian Heisenberg. Temenku yang tanya tadi langsung nyeletuk,”Kalo
nangkep tikus kuantum gimana caranya?” Untung Pak Dosen gak denger pertanyaan “keren”
itu -_-
Kelar kuliah,
aku langsung pengen pulang. Aku rogoh sakuku buat cari kunci sepeda . Namun,
jengjeng, dia tidak ada. Aku tetap stay cool(di luarnya). Apalagi semua kunci,
dari kunci kos, sepeda, sampai pemotong kuku jadi satu. Liat di toilet(toalet?)
gak ada, ke kelas yang tadi, juga gak ada. Harapan terakhir, ke CS. Tanya, juga
gak ada. Waduh, alamat suram nih.
Dengan
langkah gontai, aku hampiri sepedaku. Dan Alhamdulillah, Allahuakbar! Kunciku
masih nggantung di sana. Who, lega banget rasanya. Sueneng banget, gak jadi
suram hehehe. Gini aku jadi inget pembahasan waktu mentoring kemarin, bahwa
manusia, al insan, dari kata bahasa arab berakar kata dari pelupa. Jadi pelupa
emang tempatnya lupa. Dan rasa lega ini, mengajarkanku jika begini saja sudah senang, gimana ya leganya kalo nanti di akhirat
terbukti gak masuk neraka. Wow, betapa leganya!
Dan jika sepeda
dan kunci-kunciku sampai ilang karena keteledoranku yang tak disengaja itu,
betapa menyesalnya aku. Lalu bagaimana jika aku masuk neraka yang semua itu
karena aku tidak mengindahkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya? Padahal sebabnya
bukan keteledoran melainkan kesengajaan dalam pembangkangan? Tentu rasa sesal
itu akan tak terbayangkan, ditambah lagi abadi. Na’udzubillah….
Yup,
itulah hal-hal yang memberiku pelajaran berharga hari ini. Wallahu’alam J
0 komentar:
Posting Komentar