Senin, 09 April 2012

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,


            Niat memang hebat. Mengerjakan tugas dengan cepat, tuntas dan efisien. Tidak lupa, juga benar. Namun apa daya, jumlah anggota yang demikian banyak, ditambah dinginnya hujan hari ini, plus kekuasaan penuh atas laptop serta stick membuat rencana utama tergeser prioritasnya. Tergeser oleh hal yang pasti akan dilakukan kebanyakan lelaki dengan kondisi seperti di atas. Yup, apa lagi kalo bukan karena nge-PES  -,-“
            Untunglah, dalam penyalahgunaan wewenang tersebut pun aku masih bisa mengambil manfaat. Saat giliranku, aku pakai Real Madrid sedangkan lawanku pakai Barcelona. Dasar sama-sama newbie, permainan pun penuh ejekan juga tawa sarkasme. Nah, seorang teman tiba-tiba nyeletuk,” Semuanya tentang timing Bro.” Wah, aku jadi ingat omongan seniorku tentang kata ini, TIMING.

             Jadi,saat latihan beberapa waktu yang lalu, wait, latihan? Latihan apa? Oke, sekalian promosi budaya negeri sendiri nih. Aku kan ikut suatu beladiri yang pasti kalian tahu, silat. Lebih tepatnya “Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri”. Jika gak tahu, search aja di Mbah Google atau Pakdhe Wiki hehehehe.

            Nah, pas latihan itu, karena ada anak baru mantan perguruan seberang lautan sana,  maka sekalian dibahas apa kelebihan dari beladiri yang kata sebagian orang kayak tarian ini. Oke, mungkin aliran lain-sekali lagi mungkin, tanpa ada maksud mendiskreditkan atau apa- kayak tarian, tapi kalau PD, gak ada itu kembangannya saat kamu udah tingkat atas, yang ada hanya menyerang dengan seefektif mungkin, sehingga dengan satu serangan itu diharapkan kamu gak perlu banyak keluar energi. Intinya, one hit kill.

            Di sinilah arti penting timing. Kecepatan, kekuatan, daya tahan emang bagus. Tapi semua akan sia-sia jika kamu melupakan faktor timing. Mungkin bisa melakukan tendangan sambil terbang, tapi sebenarnya itu bahaya, karena kau tidak dalam kestabilan, sehingga pesilat yang terlatih pasti akan menyerang dengan penuh ketepatan--bukan kekuatan maupun kecepatan--pada titik vitalmu. Sehingga karena itu paling tidak kau akan terjatuh, dengan kepala lebih dulu seringnya hehehe. Yang satu ini aku pernah, lawan duat tingkatan di atasku dalam fight dengan aturan yang minim(muka gak boleh diserang, kalo lawan nyerah berhenti, kalo pelatih bilang “henti”, berhenti). Saat itu karena terlalu ambisius, aku menyerang kurang perhitungan. Saat keluar tendangan kaki kananku, langsung aja sapuan dalamnya mengenai kaki kiriku. Hasilnya? Cukup untuk membuatku berkata,”Inilah damage terbesar dalam karir beladiriku”, wkwkwkwkwk.

Kau mungkin kuat, bisa menghancurkan beton tiga lapis, tapi apa bisa kau jamin jika matamu dapat menahan jari tangan ini? So, setuju kan kalau seorang fighter itu harus punya ketepatan, agar dia tidak hanya hebat bertarung saat muda saja. Bahkan, sebagian besar orang PD yang meraih tigkatan Pendekar adalah mereka yang berumur di atas 40-50 th. Kebayang kan kalau cuma mengandalkan kekuatan sama stamina aja?

            Then, what’s the relationship between fighting and life? Tentu ada lah, bukankah setiap harinya kehidupan kita di dunia ini adalah pertarungan sejatinya. Ada yang menafsirkan pertarungan memperebutkan sumber daya(orang ekonomi nih), cinta sang pacar(pemuda pemudi kita saat ini, miris aku L), atau yang paling keren berebut tiket ke surga hehehehe. Kok rebutan sih?! Katanya surga  luas? Yeee, jangan salah, neraka itu juga luas mas bro, batu yang dijatuhkan aja baru bisa mencapai dasar neraka setelah 70 th, padahal gaya gravitasinya pasti lebih gede. So, kalau gak berkompetisi mencari surga, setidaknya berkompetisilah menghindari neraka. Eh, kok jadi serem gini sih pembahasannya? Mana tentang timing-nya mas bro?! Santai dong, kalau nulis gini sering ngelantur hehehehe.

            Aku juga lagi pengen sekalian bahas tentang rebutan sumber daya juga nih. Sebuah teori ekonomi, mendapat hasil yang optimal dengan pengorbanan seminimal mungkinlah yang menurutku menyebabkan kelangkaan. Ekonomi bagai sebuah persaingan mutlak untuk mendapat penghidupan. Persaingan yang tidak sehat, gak peduli orang lain, yang ada hanya egoisme semu gimana dirinya dapat banyak. Terserah orang mau kelaparan atau bahkan kalau perlu membunuh sekalian. Dan ini sepertinya penyebab Perang Dunia I dan II.

Tapi, sebenarnya gak begitu. Dunia ini sangat mencukupi kebutuhan manusia andai kekayaan tidak terkonsentrasi di tangan segelintir manusia yang pikirannya duit melulu. Macam kapitalis itu. Tapi aku juga benci sosialisme yang membunuh hak manusia untuk berkreasi dan berinovasi. Kalau begini aku jadi inget quote,” The world is enough for peoples need but not enough for peoples greed”. That’s it!!!

            Kembali tentang kehidupan ya, kalian pasti tahu hidup ini harus dihadapi dengan cerdas. Juga berani. Kalau takut hidup, mati aja loe! Tapi kalau takut mati, ya dulu jangan hidup dong wkwkwkwk. Terus, gimana maksudmu timing dalam kehidupan?

            Gini, menurutku sebagian besar  langkah yang kita ambil dalam hidup ini harus didasarkan pada timing yang penuh perhitungan. Sebagai contoh sederhana, gak ada yang lebih nikmat daripada makan saat lapar dan tidur saat ngantuk. Tapi, jangan dipahami secara dangkal ya konsep timing ini. Kayak mungkin berangkat kuliah jam 7, padahal masuknya jam 7. Jangan gitulah, timing tuh maksudku, melakukan sesuatu dengan tepat, bukan ngepas waktu apalagi telat, aduh, gimana ya? Ya pokoknya gitu deh, perhitungkan saja sesuatunya. Bukan segala sesuatu, karena seperti kata Albert Einsten,”Tidak semua yang dapat dihitung itu diperhitungkan, dan tidak semua yang diperhitungkan itu dapat dihitung”. Salah satunya, cinta.

            Wah, pas ngomongin ginian pasti banyak yang antusias. Oke deh, gak papa. Namun mungkin aku akan membahasnya dalam sudut pandang yang lain. Karena buatku cinta itu harus yang membuat semangat untuk berkarya lebih baik. Bukan nangis tiap hari, pasang status apa nge-tweet melas. Juga yang paling parah, bunuh diri. Mending kalau mati, kalau malah jadi cacat apa gak malu tuh sama orang-orang? Nyusahin orang-orang di sekitarmu juga pastinya. Sumpah, Romeo sama Juliet tuh gak keren! Payah, emang kalau mati mereka bakal cinta-cintaan di kuburan? C’mon, Pak Penghulu males lah ngurus pernikahan dua mayat.

            Timing dalam cinta, itu gimana kak? Hehehe. Jadi itu adalah ketepatan dalam mencintai. Maksudnya kak? Maksudnya, ya tepat dalam mencintai. Aduh, kok muter-mutet gini ya?

            Ehm, kalau sekarang kan ngetrendnya, saat seorang cowok “mencintai” seorang cewek, dalam pikirannya pasti gimana nih caranya ngedapetin dia. Atau sebaliknya. Ini gak salah, sumpah demi Allah, ini gak salah. Menurutku ini fitrah banget. Cuman, akan jadi salah dan masalah ketika status apa yang ingin didapat dengan orang yang dia cintai ini.

            Kalau pacar, aku anggap gak asyik. Kenapa? Ini pertanda, biasanya cowok nih yang suka gini, dia tuh gak serius. Cuma mau enaknya aja. Bayangin aja ya, pas pacaran, gak asyik kan kalo tanpa ngobrol, pegang2 tangan, deket2an,…(isi titik ini sesuai imajinasi terliar Anda, kalau tak bisa, syukurlah, berarti Anda  belum pernah pacaran). Then, you can guest, siapa yang paling dirugikan kalau gini. Jelas ceweklaaaaaah. Tanyain sama cowok normal mana aja, kalau dia disuruh milih antara yang seken sama yang gress buat jadi teman hidupnya, pasti milih yang gress. Gak adil dong cowok kalau begini! Aku akuin, emang.

            Tapi jadi cewek pinter dikit dong mbak! Jangan mau dikadalin cowok-cowok model begini. Jual mahal dikit kenapa. Kalau mau beli, jangan cuma icip-icip doang! Emang aku sample cewek apa?! Gitu dong logika berpikirnya.

            So buat cewek-cewek, kalo ada yang nembak, tanyain,”mau dibawa kemana, hubungan kita?” Hahaha, nyanyi dikitlaaaaah.  Ntar, yang cowok pasti protes nih. Gue masih kuliah kaka! Saya masih SD kaka, masak nikah? Wah, buat yang SD, gak bener nih. Pasti korban sinetron lah ini ckckckck, geleng-geleng kepala deh aku.

            Buat yang masih kuliah aku tanya, kalian butuh cinta ya? Kalau cinta, aku yakin orang tua kalian yang ngasih duit kalian tiap hari itu, membesarkan kalian dari bayi sampai bisa membentak orang tua kayak sekarang ini pasti siap memberi kalian berlimpah cinta. Juga ada kakak, adik, dan teman2 kalian. Bahkan tanaman dan peliharaan. Dan yang pasti, Tuhan. Terus nanti ada yang bilang "Gak keren dong kaka, masak udah gede masih deket-deket ortu? Jomblo lagi."

            Aku kasih tahu ya, apa Ibu kalian pernah merasa gak keren dengan badannya yang melar, greges2 tiap hari pas hamil kalian? Apa Bapak kalian merasa gak keren pas kerja dimarahin orang, klien atau atasannya? Apa mereka merasa gak keren saat kecantikan dan ketampanannya luntur demi membuat kalian secantik dan setampan mereka, bahkan lebih? Logis dikit dong bro. Emang sih ada ibu yang males hamil, ngelahirin, nyusuin. Ya, itu pengecualian, dan baru ada akhir2 ini aja pas dunia makin deket sama kiamat. Ga usah dibahas dulu itu, tambah panjang ntar. Dan masih bejibun ketidakkerenan ortu kalian demi merawat  mas bro dan mbak sist sekalian.

            Mereka gak minta banyak, cuma cinta tulus kalian sebelum kalian resmi membentuk keluarga baru. Mereka hanya ingin ciuman kalian di tangannya. Menyandarkan kepala di pangkuan seorang Ibu, ah, betapa bahagianya Ibu itu. Gak berat kan itu? Gak keren? Emang, di mata penduduk dunia yang makin aneh ini. Tapi, apa itu semua penting? Emang mereka yang ngerawat kalian? Emang pacar kamu mau mendengar segala keluh kesahmu? Siapa elo??? Pasti gitu jawabnya.

                 Namun, saat kalian telah siap dengan  segala konsekuensi dari mencintai seseorang, jangan ragu. Berusahalan untuk memiliki seutuhnya, selamanya. Jangan biarkan cinta berjalan setengah2, karena asal tahu saja, cinta itu kekuatan yang sangat besar. Dengan cinta seorang manusia lahir, dan dengan cinta pula sang Pemilik Cinta Memanggilnya.

            Buat para cowok, bersikap ksatria lah. Datangi orang tuanya, tembak dia di hadapan mereka, agar kau tidak sekedar memilikinya, tapi sekaligus memiliki keluarganya. Setelah itu, lakukan apa yang mesti kau lakukan. Ambil dia, miliki dia secara sah. Lalu binalah keluarga bersama kekasihmu. Sekarang, titik-titik yang tadi aku suruh kalian untuk mengisinya, bisa kalian lakukan dengan penuh keikhlasan. Tanpa takut, tanpa malu. Dan aku yakin, cinta kalian pada istri akan membuat kalian semakin semangat berkarya.

            Tapi sekali lagi, jika kalian belum siap maka diamlah. Sebab diam kalian itu lebih aman untuk kalian dan orang2 di sekitar kalian. Karena tulang rusuk tak akan tertukar. Tulang rusuk kaka? Maksudku jodoh dek…  So, timing penting kan?????

6 komentar:

  1. Kayaknya pernah baca ini dimana gitu ya. Ndak termasuk yang kamu kirimin ke aku her hahahaha ._.
    Oh ya cuma mau ngasih saran perhatiin tanda koma sama titik ya, kadang penempatannya yang kurang tepat bikin bingung.

    Daaaan soal ekonomi, aku sedikit tersinggung nih, maklum anak ekonomi .-.

    Lanjutkanlah~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoi Nes, dengan sedikit penyesuaian tentunya.

      Makasih ya sarannya, maklum, newbie hehehe.

      Kok tersinggung? Gak usahlah, kan dasar kita aja udah beda hahahaha

      Hapus
  2. Cieh Heri bahas cinta nih... hihihi
    BTW kapan nih Timingnya? kapan sebarin undangan nih her :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASAP hehehehe

      Kan gak baik menunda-nunda kebaikan :D

      Hapus
  3. antar kalimat kasih enter her, marakke moto picek :v

    BalasHapus