Dalam
serial “adil” ini, saya ingin berbagi pada kawan semua tentang hal-hal yang
mungkin terluput dari keseharian kita. Dalam dien saya-Islam-adil menempati
posisi yang tinggi. Tentunya setelah tauhid.
Arti
adil sendiri adalah,”menempatkan sesuatu pada tempatnya.” Lawannya adalah
menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya yang secara bahasa di namakan “dzolim”.
Dan dzolim akan melahirkan ironi, sedangkan keadilan akan melahirkan keselamatan.
“Sesungguhnya Allah menyuruh
(kalian) berlaku adil, berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat. Dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl :
90)
“Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu).” (QS. Al-An’âm : 152)
“Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kalian orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah, biarpun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat
kalian. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kalian memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi
saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjaan.” (QS. An-Nisâ` : 135)
Dan
adil itu berbeda dengan persamaan. Justice tidak sama dengan equality. Itulah yang
membedakan umat Islam dengan umat lainnya(itu tuh yang sering
menggembar-gemborkan persamaan hak, kalo di Islam yang ada adalah keadilan
gender).
Sekarang,
kita masuk ke kisah pertama.
0 komentar:
Posting Komentar