Minggu, 13 Januari 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , , ,


                Dalam serial “adil” ini, saya ingin berbagi pada kawan semua tentang hal-hal yang mungkin terluput dari keseharian kita. Dalam dien saya-Islam-adil  menempati posisi yang tinggi. Tentunya setelah tauhid.

                Arti adil sendiri adalah,”menempatkan sesuatu pada tempatnya.” Lawannya adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya yang secara bahasa di namakan “dzolim”. Dan dzolim akan melahirkan ironi, sedangkan keadilan akan melahirkan keselamatan.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kalian) berlaku adil, berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl : 90)


 “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu).” (QS. Al-An’âm : 152)

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat kalian. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.” (QS. An-Nisâ` : 135)


                Dan adil itu berbeda dengan persamaan. Justice tidak sama dengan equality. Itulah yang membedakan umat Islam dengan umat lainnya(itu tuh yang sering menggembar-gemborkan persamaan hak, kalo di Islam yang ada adalah keadilan gender).
                Sekarang, kita masuk ke kisah pertama.


0 komentar:

Posting Komentar