Senin, 16 September 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under : , ,


                Malam minggu kemarin, sepulang dari acara latihan PD, aku diajak ngobrol oleh anak Ibu Kos yang sekarang tinggalnya di samping kamarku. “Widiiih, pulang latihan mas, kok sampai malem?” tanyanya.”Biasa mas, ngobrol-ngobrol dulu tadi hehe,” jawabku sambil memasukkan anak kunci ke lubangnya.

“Enggak malam mingguan mas?”

“Ya gini malam mingguan saya, latihan-latihan buat nglemesin otak,”

“Emang otaknya kaku mas? Wah, pacarnya ikut latihan juga?”

“Enggak lah mas, orang tadi cowok semua yang ngobrol-ngobrol abis latihannya haha,”

“Duh, kasian dong pacarnya gak diapelin hehe,”

“…” speechless.


“Oh ya ding, biar pacarnya tambah kangen ya mas, hehe,” kata dia lagi.

“Eh, iya kali mas hahaha, mari mas, tak ganti baju dulu pasir semua ini kayaknya di kaki hehe,”

“Ya, mangga mangga mas Heri,” berakhirlah percakapan aneh sepulang latihan itu.

                Sebenarnya aku sudah lupa tentang percakapan ini, hingga aku membaca di note atau status kawan FB yang menuliskan tentang dilemma dirinya dalam memaknai pacaran—dan aku, ditandai -_-

                Ya sudah, aku baca saja. Kuakui, cukup bagus sih. Namun lebih dari itu, kini aku kembali bertanya-tanya,”Mengapa seseorang berpacaran?”. Atau LEBIH TEPATNYA,”Mengapa seseorang tak mau berpacaran?”

                Dan mulailah aku observasi sana sini, tanya orang di kelas, di jalan, di masjid, ya observasi dadakanlah hehe. Atau, sebenarnya observasi ini telah kulakukan dari dulu, namun bukan untuk observasi itu sendiri. Sekedar mendengarkan beberapa orang bicara, dan aku menanggapi. Kata orang sih namanya curhat. Dari situ aku membagi seseorang yang tidak berpacaran menjadi 3. Apakah saja itu?

Yang Pertama

                Dia tidak punya pacar. Dia adalah orang yang tak tergantung pada siapa pun, tak menghabiskan uang ortu buat pacaran, juga lebih focus buat belajar.

                Namun, sebenarnya dia sangat ingin pacaran. Penulis ingat, dulu ada lagunya “The Rock”, grup band-nya Ahmad Dhani yang judulnya—asem, lupa. Pokoknya yang ada Tuhan diminta buat ngirimin pacar. Emang pacar itu catering ya? hahaha. Bayangin,”Pak, beli pacarnya satu. Yang rambutnya panjang bergelombang, matanya bulat, senyum manis, pinter masak, gak gampang ngambek, dan yang pasti: setia. Dibungkus ya Pak, sambelnya yang banyak!” Kalau ada udah pada pesen berapa bungkus ya  :v

                Oke, kembali ke pembahasan. Intinya, dia sungguh-sungguh ingin memiliki pacar. Karena hidupnya penuh dengan kesepian dan kesendirian, dan pacarlah solusinya—begitu pikirnya. Namun, sayang beribu sayang, nian beribu nian—sayang nian—dia tak bisa mewujudkannya. Entahlah, aku tak tahu apa yang membuatnya tidak kunjung mendapatkan pacar meski ia begitu menginginkannya. Sampai merengek-rengek ke Tuhan. Yang Islam pas tahajud berdoa minta pacar, yang Kristen ke gereja berdoa minta pacar, begitu juga agama-agama lainnya. Yang ribet yang atheis nih, mau minta ke siapa dia? Wkwkwkwkwk.

                Jadi, mereka yang demikian ini tak mau berpacaran:

“Bukan karena prinsip, namun karena nasib”

Kasiaaaaaan L
               

Yang Kedua

                Dia adalah seseorang yang sebenarnya sangat mampu untuk pacaran. Katakanlah, ganteng, cantik, punya duit, baik, bersih, gaul, pintar, wawasan luas, supel, gemar membaca, gemar makan ikan dan rajin menabung(apa pula ini). Namun, ada sesuatu yang membuatnya tak mau untuk berpacaran—dulu.

                Beberapa ada yang berkata bahwa ia sedang ingin menyembuhkan patah hati dengan mantannya yang dulu. Mengomentari tentang patah hati, bagi seorang mahasiswa mechanical engineering  sebenarnya ini adalah ladang riset dan pendapatan yang potensial. Siapa tahu untuk disertasi doctor kalian bisa merumuskan “Teorema kegagalan perasaan”—menemai teorema kegagalan “Tresca” atau “Von Misses”. Bisa juga membuka jasa konsultan rekonstruksi perasaan hahaha.

                Lalu ada lagi yang berpendapat bahwa sekarang mau konsen sekolah atau kuliah dulu. Katanya, malu pada orang tua jika gagal di akademik hanya karena pacar. Atau memang dia adalah anak beasiswa yang harus berjuang mempertahankan IPK agar beasiswa tetep lanjut(bukan penulis lho ini!). Yaaah, cukup logis aku kira.

                Ada pula yang berkata tak mau pacaran selama duit masih minta sama ortu. Bahkan ada lagu dari jurusan sebelah yang berbunyi,”…karna dirimu, dalam seminggu habis weselku…” Hahaha, anak ITB tingkat 2 ke atas tahulah apa judul lagu ini dan himpunan mana yang punya. Nanti kalau sudah kerja baru asyik nraktir pacar, puas, gitu katanya.

                Nah, buat kawan-kawan yang demen di masjid beda lagi alasannya. Mereka mau pacaran, asalkan kalau sudah menikah. Buku yang mereka rekomendasikan biasanya “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” karya Akhi Salim A. Fillah. Bingung kan? Orang-orang biasanya pacaran buat perkenalan ke jenjang pernikahan, eh ini malah menikah buat bisa pacaran hehehe. Yaaah, biarlah, itulah hebatnya mereka karena mereka sungguh takut dengan apa yang disebut taqrabu zina.

                Nah, beberapa contoh di atas adalah mereka yang bisa disebut tak mau pacaran:

“Bukan karena nasib, namun karena prinsip”

Apapun prinsipnya. Keren kaaaaan? ;)

Yang ketiga

                Mereka di golongan ketiga ini pun juga tak berpacaran(ya iyalah, ini tulisan kan membahas orang yang tak mau pacaran). Dia memiliki segudang prinsip yang kira-kira sama dengan golongan kedua.

                Namun sayang, mereka pun sebenarnya—ehem—cukup berbakat sebagai jomblo. Mentang-mentang gak punya pacar tingkahnya suram sekali. Tidak punya duit, tidak baik, tidak bersih, tidak gaul, tidak pintar, tidak berwawasan luas, tidak supel, tidak gemar membaca, tidak gemar makan ikan dan tidak rajin menabung(apa pula ini). Awut-awutan lah pokoknya.

                Dan maaf sekali, untuk yang demikian ini mari kita sebut alasannya tak mau berpacaran:

                “Memang karena prinsip, namun didukung oleh nasib”

          So, itulah beberapa kategori orang yang tak mau pacaran. Iseng-iseng aja sih nulis ini hahaha. Sok, kalau mau ditanggapi silahkan hehe.
               





0 komentar:

Posting Komentar