Sabtu, 14 September 2013

Posted by Heri I. Wibowo | File under :


               
Prolog
Dari beberapa minggu terakhir ini sungguh ramai bincang-bincang tentang per-lontong-an Indonesia. Apalagi pada hari kamis lalu—kalau tidak salah—adalah ulang tahun dari korps yang mengoperasikan lontong-lontong Indonesia: Korps Hiu Kencana. Apakah lontongnya yang dari papa bear sudah hadir dan meronda(bahasa Malaysia-nya patroli hehe) di sini?

                Oh ya, pada bingung kan apa maksud dengan lontong? Lontong adalah salah satu arsenal paling rahasia dari suatu negara: Kapal Selam. Bahkan jumlah sebenarnya dari kapal selam Rusia dan Amerika sendiri sangat tak ada public yang tahu.

KRI Nanggala 402
               


              Operasi dari kapal selam pun semisterius dirinya. Misalnya, jika suatu kapal perang atau pesawat tempur suatu negara(A) memasuki wilayah negara lain(B), maka angkatan perang negara B wajib memperingatkan dahulu kapal perang atau pesawat tempur dari negara A. Jika setelah perdebatan malah terjadi kontak tembak, ya sudah, terjadilah pertempuran di sana. Dan semua negara di dunia bisa tahu sehingga bisa dibawa ke Mahkamah Internasional. Berbeda jika suatu kapal selam negara A menyusup ke negara B dan dipergoki kapal selam negara B. Jika langsung terjadi kontak tembak, dan kapal selam negara B justru yang benar-benar “menyelam” alias tenggelam, tak akan ada yang tahu. Dan memang, begitulah cara kerja kapal selam. Senyap, dan misterius. Karena sangat sulit untuk membuktikan dan meneliti bekas-bekas pertempuran bawah laut. Dan untuk itulah orps Hiu Kencana memiliki slogan: Tabah Sampai Akhir.(kisah perjuangan para pelaut lontong ini bisa dibaca di majalah Angkasa).

                Lalu, teka-teki yang ada mengatakan: sebenarnya jumlah lontong TNI AL berapa? Apakah benar cuma 2 buah dan baru akan ditambah 3 yang dari Korea Selatan?  Ataukah sesuai yang diisukan bahwa kita sebenarnya sudah mengoperasikan 2 buah Kilo class dari Rusia?

                Entahlah, pertanyaan itu sulit untuk diketahui.

Torpedo

Pemuatan torpedo ke kapal selam
                Nah, senjata paling popular dari suatu kapal selam adalah torpedo. Lontong punya lontong ternyata hahaha. Adakah yang tahu cara kerjanya?

Lontong besar menembakkan lontong kecil :3


                Dulu, pernah saya menonton suatu film. Dalam film itu ada torpedo yang ditembakkan dari kapal selam dan menghantam lambung kapal perang—BOOM—bolong dan terbelahlah kapal perang tersebut. Wow, saya kira torpedo bagai rudal dari bawah laut yang menghantam langsung kapal perang! Tapi, ternyata tidak…

                Torpedo, dari hasil baca-baca saya tidak bekerja dengan cara demikian. Yang sebenarnya terjadi adalah seperti gambar berikut:  
                 




       Dari sana terlihat bahwa torpode telah diatur sedemikian rupa agar dia meledak di dekat target(jika itu kapal permukaan maka lebih dipilih di bawah target). Efek dari ledakan tersebut akan membentuk sebuah ruang udara kosong didalam air yang disebut “void”, akibat tekanan udara dari void tersebut akan menyebabkan kerusakan struktur lambung kapal, kerusakan tersebut akan semakin diperparah dengan beban dari struktur lambung kapal itu sendiri. Dengan kata lain, ledakan torpedo menghasilkan gelembung udara yang sangat besar dibawah kapal, sehingga memberikan beban tekanan atau mengangkat sebagian dari lambung kapal, efek dari beban tekanan ke lambung secara local tersebut yang akan merusak kapal.

                Idealnya torpedo memang meledak di bagian tengah kapal agar bisa “memotongnya”. Namun, jika lawannya adalah kapal selam lain, meledak di dekatnya sebenarnya sudah cukup. Karena tekanan air yang sangat besar di dalam laut mempunyai daya hancur sangat besar untuk melubangi atau merusak lambung kapal selam.

masih ganteng
serem 1
serem 2
serem 3


serem 4
serem 5
serem 6
serem 7


Torpedo counter
                Kecepatan torpedo biasanya memang dirancang lebih cepat dari kecepatan kapal selam. Seperti rudal yang biasanya juga lebih cepat dari pesawat tempur. Nah, jika demikian bagaimana cara menghindarinya?

                Berdasarkan yang pernah say abaca-baca dari bermacam sumber mulai yang valid dan tidak, saya simpulkan ada beberapa cara:

                Pertama, jangan sampai diketahui kapal selam lain. Pada peperangan modern ini, siapa yang melihat dahulu bisa dikatakan telah selangkah lebih dekat pada kemenangan. Makna melihat di sini bukanlah secara visual saja, tapi juga dengan menggunakan “mata yang lain”. Itulah mengapa pengembangan radar begitu gencar. Dan jika di kapal selam yang digunakan adalah sonar. Inilah yang disebut pertempuran BVR(Beyond-Visual-Range).

                Karena yang melihat pertama bisa dipastikan akan mengunci lawan dan wusss—melesatlah arsenalnya.

                Kedua, bagaimana jika telah terkunci bahkan misil sudah diluncurkan. Pada saat inilah kapal selam akan menembakkan anti-torpedo. Jika pada kapal permukaan bisa ditangkis dengan perisai yang dibentuk dari peluru-peluru meriam yang ditembakkan secara simultan dan berkesinambungan, maka di dalam air meriam tak bisa dipakai. Dan anti-torpedo ini seperti flare yang ada di pesawat tempur, untuk memancing agar torpedo lawan mengejar umpan alih-alih si kapal selam.

                Si kapal selam target juga tak boleh hanya diam melainkan dia juga harus bergerak. Ada dua pilihan yang bisa dilakukan, bergerak horizontal dan menjauh atau bergerak vertical untuk turun ke bawah. Komandanlah yang akan memutuskan, karena ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gerakan ini. 

                Jika menyamping, kelebihannya adalah tentu lebih cepat. Kekurangannya adalah jika torpedo lawan tidak terkecoh dan masih mengejar atau malah akan ditembak torpedo lagi. Sedangkan jika semakin dalam menyelam, tentu gerakannya lebih lambat. Namun keuntungannya, kapal selam biasanya dirancang untuk bisa menyelam lebih dalam daripada torpedo itu sendiri.

                Ketiga, jika terlihat mustahil untuk mengelak maka kapal selam akan berusaha mencari posisi kapal selam penembaknya. Jika diketahui maka kapal selam yang dikunci akan balas menembak, jadi bisa dikatakan ini adalah lose-lose solution. Harapannya, “gue kagak mati sendiri”. macam rebutan pacar aja kalo gini hahaha.

                Keempat, jika yang kondisi ketiga pun tak bisa terpenuhi maka akan ada perkataan,”Bersiap pada benturan dalam 10, 9, 8,..” Dan selama menghitung mundur itu seluruh awak pun berdoa semoga ada keajaiban sembari melakukan segala usaha yang mungkin.

                     Yaah, kira-kira itulah cerita hari ini tentang para lontong dan lontongnya lontong :p

sumber: 1. ingatan dari hasil baca-baca majalah militer
              2. wikipedia
              3. http://angkatigabelas.blogspot.com/2012/04/cara-kerja-torpedo-menghancurkan-kapal.html

3 komentar: