Senin, 24 November 2014

Posted by Heri I. Wibowo | File under : ,


Awal Perjalanan


                Pernah dulu saya membaca Tetralogi Novel “Laskar Pelangi”, dan membayangkan bagaimana rasanya hidup di suatu tempat yang tanahnya menyimpan kekayaan alam berupa logam strategis timah. Tempat di mana budayanya sangat unik, apalagi jika membaca bahwa warga Melayu adalah orang-orang ramah nan paling pandai men-syukuri hidup. Perbauran antara Suku Melayu dan orang Keturunan Tionghoa diceritakan begitu unik dan cair. Dan akhirnya, mimpi tersebut terwujud sudah minggu kemarin.

                Saat itu, saat bimbingan.

D: Dosen

H: Saya

D: Jadi, kamu ada topic apa?
H: Wah Pak, paling yang dulu itu. Perancangan axle di kendaraan perintis Pak. Oh ya, di SIPINTAR (web tentang Tugas Sarjana) Bapak menawarkan opsi magang ya?
D: Mau magang di mana kamu Her?
H: Terserah Bapak saja, yang pas di mana.
D: Ya tidak bisa begitu.
H: Ehm Pak, yang berhubungan dengan alat berat ada?
D: Timah mau? BWD.
H: BWD?
D: Bucket Wheel Dredge, tuh gambarnya.
H: (Ngileeeer lihat bentuknya yang keren dan memang benar-benar ALAT BERAT) Baik Pak, saya ambil!


Bucket Wheel Dredge Kundur-1

Kami bersalaman, dan singkat cerita mulai mengatur jadwal. Saya mengatakan jika saya baru kosong saat semester 8. Namun ternyata, untuk efektivitas dan efisiensi oleh dosen pembimbing saya diminta untuk bareng mahasiswa S3 saja. Dan beberapa hari berikutnya saya mendapat email demikian:
“Heri,

bbrp hari lalu kita sudah kontak Timah, dan keliatannya positif. Kamu sudah mesti siap-2, kemungkinan berangkat minggu depan (Rabu/Kamis). Segera kontak dan komunikasi dengan pak Kurniawan (S3).”

Wow, ya galau karena praktikum dan tugas besar seperti Perancangan 2, Metode Elemen Hingga, dan Teknik Kendaraan sedang menggila. Namun, saya berpikir, kapan lagi saya mendapat kesempatan ini? Siapa tahu memang inilah saat mengambil resiko, toh dari jaman masuk ITB absensi saya masih 100%. Maka dari situ saya mulai urus segala hal yang perlu: surat izin, geser praktikum, tugas-tugas, dan segala hal lainnya. Tak lupa, cari pinjeman ransel haha. (Terimakasih Pak Bos yang sudah meminjamkan ransel Eigernya dan Lab Engineering Design Center yang telah meminjamkan safety shoes).

Saat semua siap, ternyata ada satu hal unik yang terjadi. Sabtu malam, dalam suatu perjalanan ternyata HP unyu serupa artefak saya jatuh di jalanan kota Bandung. Demi eman-eman pada kontak yang ada, saya pun kembali menjalani jalanan kota Bandung, dari samping Gedung Sate sampai ke Kopo. Gila hahahaha. Yah, qodarullah tidak ketemu, dan akhirnya jadi deh beli HP baru. Sudah smartphone, gak dumbphone lagi hehe.

Berangkat

                Hari Minggu, tanggal 16-11-2014. Setelah rebyek beli HP dan urus simcard di BEC, saya pun ke Lab EDC. Berangkat bareng para dosen. Satu dosen pembimbing, satu dosen Metode Elemen Hingga, dan yang satu adalah dosen Polman Bandung yang sedang ambil disertasi di ITB. Maka saya resmi jadi minoritas dalam banyak hal: cuma saya yang masih single, cuma saya yang kepala 2, cuma saya yang belum S1, cuma saya yang bukan dosen, dan cuma saya yang belum pernah ke Pulau Bangka. Tapi kami punya satu kesamaan unik: sama-sama suku Jawa. Bahkan Pak Kariem orang Kendal cuy! haha. Nih kami:

dari kiri: Adek2 ikut nampang, saya, Pak Rachman (Dosen Pembimbing),
Pak Kariem (Dosen MEH), Pak Kurniawan (Dosen Polman Bandung)
                Sekitar pukul 16.30 sampailah kami di Bandara Soekarno-Hatta. Dan bersiap menuju ke Pangkal Pinang. Yeah!

Sampai

                Singkat cerita, sampailah kami di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung. Saya sih di Pulau Bangka-nya, bukan di Belitungnya. Karena ini titelnya sedang ikut dosen, ya standar hidup saya otomatis naik. Tak perlu cerita detil deh, yang pasti saya hepi. Yah, mumpung belum ke kapal hehehe.

                Oke, ceritanya sampai di sini dulu. Nanti ada part 2 dan part-part lainnya. Yang pasti, ini salah satu perjalanan yang memberikan pelajaran berharga buat saya. Nanti akan saya ceritakan pengalaman saya mempelajari kebudayaan melayu, kiat bisnis Orang Keturunan Tionghoa, tips merancang visi (mencari istri) dari seorang pengawas pertambangan, dan yang pasti sistem operasi Bucket Wheel Dredge dari seorang Kabag. Mechanical Maintenance. Ciao! \o/

0 komentar:

Posting Komentar