Sudah posting dua tulisan yan
cukup serius, kini saya mau bercerita saja tentang hal-hal yang terkesan
merupakan kekonyolan namun semoga ada hikmahnya. Cerita akan saya susun secara
kronologis dari yang paling terakhir saya alami.
1. Sahur? (30-6-2014)
Besok adalah hari pertama
puasa. Wah, euphoria-nya maaaaan. Dan jadilah hari itu tidur lebih awal agar
dapat bangun sahur. Tentu, bangunnya masih dibangunkan oleh sahabat tercinta:
ALARM. Yang tak pernah lelah membangunkan saya meski cerewetnya minta ampun. Aku
sayaaaaang alarm :v Ini sekaligus bukti atas sindiran di sini.
Nah, saya setting alarm
itu pukul 04.10 mengingat bahwa sepuluh menit itu sangat berharga untuk tidur. Dan
makanan untuk sahur telah saya siapkan, bahkan saya masukkan rice cooker agar tetap hangat dan nikmat
hehe. Sampai di sini tak ada masalah dan saya pun tertidur dengan sangat
nyenyak…
Gambar Jam (terus? :v ) |
Lalu 04.10 tiba. Bunyi yang
menjengkelkan itu sungguh mengganggu, namun saya sadar dia melakukannya agar
saya tidak ketinggalan shubuh. Lalu saat ingin saya matikan, saya pun kaget
kenapa masih jam 04.10? Wah, saya pasti salah setting nih orang shubuh kan jam
setengah lima. Jadilah saya setting ulang, namun ternyata ada dua sms masuk
pagi itu. Dua-duanya mengucap selamat sahur. Ya sudah, apa peduli saya—tidur
lagi.
Nah, di tengah-tengah
situasi tertidur dan sadar entah kenapa ada sebagian neuron otak saya yang
memproses petunjuk tentang sms sahur tadi. Ternyata kegaduhan sebagian kecil
neuron tadi membangunkan neuron-neuron yang lain sehingga menyadarkan saya:
SAYA TIDAK SALAH ATUR ALARM, INI WAKTUNYA SAHUR!
Astaghfirullah, sudah jam
04.18! Dan saya buru-buru atur makanan di atas piring, ambil air, dan mulai
mengipasi nasi serta lauk dengan kertas yang ada. Makan dengan kesadaran 50%
hingga lupa rasa makanannya.
Yah, begitulah cerita
sahur pertamaku. Bagaimana denganmu?
Hikmahnya? Jangan pasang
alarm, tapi pengingat dengan isi: INI WAKTUNYA SAHUR, KAMU TIDAK SALAH SETTING
WAKTU SHUBUH!!!!
2. Gembok (28-6-2014)
Pulang dari tempat KP
(Kerja Praktek), ternyata analisis saya belum selesai. Dan bapaknya meminta malam
ini sudah harus diselesaikan laporannya, setidaknya analisis gayanya. Dan jadilah
ba’da ashar saya ke sekre unit karena ada akses internet gratis di sana hehehe.
Selain itu katanya teman-teman BP akan mengadakan kumpul. Ya sudah, sebagai
mantan BP dan disuruh datang penasaran juga mereka mau ngomongin apa. Bilangnya
sih ba’da ashar, tapi saya sudah menduga tak akan dimulai sampai ba’da maghrib
hehe.
Lama mengetik dan
menghitung, apalagi merasa cukup aneh dengan metode trial and error-nya. Wah,
ngeri deh. Sehingga tak terasa maghrib telah tiba. Dengan terburu-buru saya pun
mengunci pintu sekre, dan di sinilah hal itu terjadi…
Nah, bentuknya persis seperti ini |
Seselesainya sholat
maghrib, saya dengan santai kembali ke sekre untuk menyelesaikan stress analysis. Mulai deh pencet-pencet kombinasi gembok, dan anehnya kok keras. Baru
sadar bahwa gembok ini adalah gembok lama yang memang sudah rusak dan akhirnya
diganti yang baru. Subhanallah, padahal barang-barang saya di dalam semua. Tugas
saya juga -_________-
Dalam kegalauan itu—ciee
galau—saya pun berusaha untuk tetap berpikir jernih. Ada 2 opsi: cara kasar
atau cara halus. Cara kasar adalah dengan mendobrak pintu sedangkan cara halus
dengan mencari obeng untuk membuka tempat gembok itu tergantung. Akhirnya,
dengan segala ijtihad berdasarkan waqi’ yang ada saya pun tidak memilih no.1
maupun no.2 (saya golput kok hehe), tapi saya pilih opsi 1.5: Halus menjurus
kasar—potong gemboknya!
Dan itulah saya, sedang
berusaha memotong gembok dengan gergaji besi setengah tajam hasil pinjam dari
sarpras Saraga. Dilihatin orang-orang dan junior yang mulai berdatangan. Tapi,
bodo amat! Laptop dan data KP saya di dalam! Lalu terjadilah percakapan saya
dengan salah seorang junior (A)—dengan bahasa jawa tentunya.
A : Mas, gak mau dicoba dulu
kombinasinya?
H : Gak bisa ndes… (sambil menggergaji), yawis, coba aja deh
A : Eh iya, angka 7-nya keras. Selamat
melanjutkan deh Mas! Hehe
H : Yaaah, emang gak bisa kan?
Sreksreksrek…
lanjut menggergaji, lalu tiba-tiba…
Gembok : Klik…
H : What the???!!!!
Man, kebuka?!
Dan begitulah betapa
kecewanya saya. Sudah ¾ jalan dan ternyata gemboknya malah bisa terbuka! Ternyata
getaran dan goyangan akibat efek penggergajian selama 15 menit tersebut
menjadikannya luluh juga…
Hikmahnya: Cari gergaji
yang lebih tajam, kalau perlu gerinda rata dari Lab. Teknik Produksi!
3. Buang Uangmu! (31-5-2014)
Hari ini adalah hari
kepulangan kami—perwakilan MPI Bandung—dari Muktamar ke-2 MPI di Jogjakarta. Dengan
naik kereta ekonomi yang langsung ke Bandung. Awalnya direncanakan 3 orang,
namun Pak Bos ternyata malah dapat panggilan buat pulang. Lumayan, kursinya
jadi lega karena beliau ini termasuk “pembesar” ^^V
Perjalanan tentangnya telah saya
abadikan di sini. Tapi itu versi kerennya. Beberapa saat setelah mem-posting
tulisan tersebut, saya pun merasa ingin buang air kecil. Dengan percaya diri
saya pun masuk ke dalam salah satu toilet, hmm, cukup bersih.
Setelah selesai, kini saatnya
istinja. But wait! Airnya tidak ada! Maaaaan, kalau begini masak iya pindah
kamar mandi yang ada di gerbong satunya. Dan sialnya lagi, tisu pun bahkan
habis terbukti dengan gulungannya yang ada di tempat sampah. Masak juga sms
teman seperjalanan buat bawain air? Dan seingat saya tadi belinya fres*tea -_-“
belum buang yang warna merah kok :p |
Akhirnya saya pun merogoh kantong,
berharap menemukan kertas atau apa pun. Bahkan sekarang saya baru ingat dompet
saya juga ada di tas. Dan akhirnya, yang saya temukan hanyalah selembar uang
seribuan. Untung seribu doang, kalau nemunya yang biru atau merah seperti yang di gambar itu kan gimana juga. Yaah,
akhirnya saya pun ber-istinja’ dengan selembar uang seribu tersebut. 3 kali
pada 3 bagian yang berbeda—semoga sah :)
Saat membuang uang itu ke tempat
sampah dan keluar dari kamar mandi saya pun merasa demikian berkuasa dan kaya:
Ber-istinja’ dengan uang. Like a boss!!! Hahaha…
Hikmahnya? Uang itu cuma selembar
kertas bro. Hanya sistem ribawi lah yang menjadikannya demikian dipuja :v
0 komentar:
Posting Komentar